Tapi ternyata pilihan itu tidak keliru. Tak lama setelah membayar---kartu BPJS sendiri langsung dapat digunakan setelah melunasi tunggakan---anak sulung saya mengalami sakit perut, pagi hari sebelum berangkat sekolah. Tak pikir panjang, ayahnya segera membawa si kakak ke rumah sakit terdekat. Kepanikan saya berganda pada bulan-bulan sebelum kartu BPJS saya aktif, memikirkan anak yang sakit dan biaya yang akan dikeluarkan.
Untuk mengantisipasi alpa membayar iuran, saya coba mencari aplikasi android BPJS di Google Play. Tidak ada yang menyarankan. Saya hanya berpikir, di era digital ini, hampir semua urusan dapat diselesaikan via internet. Hampir semua instansi memiliki aplikasi berbasis komputer yang dapat diakses semua orang, karena pengguna ponsel pintar di Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia.
Dengan kata kunci "BPJS", tak kurang dari 10 aplikasi disarankan Google Play. Saya sempat mencoba satu per satu, merasa ini bukan pekerjaan efektif, maka saya sambangi laman resmi BPJS untuk mencari tahu aplikasi resminya. Maka sampailah saya pada pilihan Mobile JKN.
Bagi saya, Mobile JKN adalah yang paling sempurna. Sebab saya dapat menghubungkannya ke surel, sehingga saat mengganti gawai, saya tak perlu repot-repot memasukkan kembali nomor BPJS saya. Cukup masukkan alamat surel, maka aplikasi otomatis memasukkan seluruh data yang sudah saya isi sebelumnya.
Mobile JKN juga dilengkapi fitur notifikasi, sehingga peserta yang pelupa---seperti saya---sangat terbantu, agar tak menunggak lagi. Pendaftaran juga sepertinya dapat dilakukan lewat aplikasi ini. Tentu saya tak mencobanya, karena sudah terdaftar sejak lama. Setelah memasangkan aplikasi Mobile JKN di ponsel, saya jadi tahu fasilitas kesehatan mana saja yang ada di sekitar tempat tinggal saya, lengkap dengan nomor telepon yang dapat dihubungi. Selain itu, kita dapat pula melihat riwayat pelayanan kesehatan yang sudah didapatkan.
Rasanya tak cukup ruang untuk menuliskan semua kelebihan aplikasi Mobile JKN, pembaca sebaiknya mencoba sendiri. Ukurannya kecil, tak membuat penuh ruang penyimpanan ponsel dan tidak banyak memakan kuota internet.
Sebagai bentuk terima kasih, saya beri bintang lima pada kolom penilaian di Google Play. Sedangkan untuk BPJS-nya sendiri, mungkin masih banyak yang harus diperbaiki. Tapi mengingat kejadian teman saya di awal cerita, rasanya wajar jika pemerntah mewajibkan seluruh warga negara menjadi peserta BPJS. Tinggal sesuaikan dengan budget masing-masing. Dengan gotong royong, semua tertolong!
