Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertamina Untung Rp 14 T di 2020, Ahok Effect?

4 Februari 2021   22:53 Diperbarui: 4 Februari 2021   23:22 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kantor Pertamina (Tribunnews/Dany Permana)

BP, perusahaan migas asal Inggris, membukukan rugi bersih sebesar US$ 5,7 miliar selama 2020, anjlok signifikan dibandingkan dengan capaian laba bersih sebesar US$ 10 miliar pada 2019. Sementara Exxon Mobil mencatatkan kerugian empat kuartal berturut-turut akibat pandemi.

Chevron juga membukukan kerugian US$ 11 juta pada kuartal keempat 2020, membuat total kerugian selama 12 bulan sepanjang 2020 mencapai US$ 5,54 miliar. Padahal tahun 2019, perusahaan ini masih berhasil mencetak laba sebesar US$ 2,92 miliar.

Mungkinkah kita bisa mengatakan bahwa Pertamina saat ini memang sudah berada pada jalur yang benar guna mewujudkan visinya "menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia"?

Dari laman website resminya, kita bisa melihat sejarah panjang Pertamina. Beberapa hal fundamental misalnya, meskipun sudah mulai eksis sejak 1950-an, PT Pertamina (Persero) sendiri justru baru "lahir" pada 17 September 2003.

Tanggal 20 Juli 2006, PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha perusahaan dengan mengubah visi perusahaan, yaitu "menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia"

Selanjutnya pada tanggal 10 Desember 2007, Pertamina melalui anak usaha PT Pertamina International EP mencatat momentum penting melalui aksi akuisisi terhadap perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P), dengan kepemilikan saham sebesar 72,65% saham.

Tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu "menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia". Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.

Pada tahun 2017, Pertamina semakin dekat pada terwujudnya visi menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia setelah berhasil menuntaskan akuisisi saham perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P).

Mulai 1 Februari 2017 melalui anak usaha PT Pertamina International EP, Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas M&P dengan 72,65% saham. Melalui kepemilikan saham mayoritas di M&P, Pertamina memiliki akses operasi di 12 negara yang tersebar di 4 benua.

Ahok Effect?

Nah, ini pertanyaan yang pastinya tidak kalah menarik. Dalam benak publik, sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pastilah sangat lekat dengan Pertamina karena memang ia menjabat sebagai Komisaris Utama sejak akhir 2019 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun