Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ketika Khofifah "Pamer" Penghargaan Penanganan Corona

23 Agustus 2020   17:01 Diperbarui: 24 Agustus 2020   05:58 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

Akun twitter Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (@KhofifahIP) mengunggah foto penghargaan dari Kementerian Agama dengan predikat "Gubernur yang menangani Covid-19 dengan pendekatan spiritualisme selain protokol kesehatan".

Selain mengunggah foto, akun tersebut juga menuliskan caption "Alhamdulillah, Jawa Timur memperoleh penghargaan dari Kementerian Agama atas upayanya menangani Covid-19 dengan menggabungkan pendekatan sains dan spiritual di Jakarta, Jumat (21/8)".

Kemudian dilanjutkan lagi dengan tulisan "Penghargaan ini bukan tujuan, karena memang sejatinya antara sains dan agama bisa hidup berdampingan dan saling melengkapi. Tanpa pertolongan Allah, wabah ini tidak akan selesai. Pun, tanpa upaya sains ikhtiar kita dalam melawan Covid-19 menjadi tidak lengkap. Maturnuwun".

Cukup menarik, unggahan tersebut langsung ramai dikomentari oleh pengguna twitter yang lain. Ucapan selamat atau pujian? Ternyata bukan. Mayoritas justru melontarkan kalimat dengan nada-nada sinis. Beberapa komentar bahkan disertai kutipan berita atau meme.

Intinya, mereka sedang mempertanyakan, "Bagaimana mungkin Khofifah bisa mendapatkan penghargaan, sementara Jawa Timur termasuk provinsi dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak se-Indonesia?"

Ada juga yang menuding Khofifah sedang pamer sesuatu hal yang sebenarnya sangat tidak layak untuk dibanggakan apalagi dipamerkan.

Sense of crisis
Sebenarnya apa motivasi Khofifah mengunggah foto penghargaan tersebut? Benarkah tujuannya hanya untuk pamer? Tentu saja hanya Khofifah sendiri yang tahu pasti jawabannya. Publik hanya bisa menduga sekaligus menyampaikan opininya.

Tapi saya kira, andai Khofifah tahu akan mendapat banyak nyinyiran seperti sekarang ini, barangkali ia pun akan berpikir sampai berkali-kali untuk menggunggahnya atau bahkan bisa saja akhirnya tiba pada keputusan untuk tidak melakukannya.  

Baiklah kita mencoba tetap berprasangka baik bahwa tidak ada niatan pamer sama sekali dari tindakan yang dilakukan Khofifah. Namun ternyata tetap saja itu tidak bisa menghilangkan pertanyaan kita tentang sense of crisis-nya sebagai pemimpin di tengah kondisi yang tidak menentu seperti saat ini.

Khofifah jelas tidak salah ketika menerima penghargaan tersebut. Toh, itu menjadi wewenang/urusannya pihak pemberi yaitu Kementerian Agama. Khofifah tidak meminta, hanya menerima.

Lalu, apa tujuan Kementerian Agama memberikan penghargaan di situasi seperti saat ini? Bukankah akan lebih baik penghargaan itu diberikan nanti saat kondisi sudah benar-benar stabil?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun