Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Berinvestasi dan Keharusan Berpikir Mandiri

2 Agustus 2020   00:38 Diperbarui: 2 Agustus 2020   08:47 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (gambar: shutterstock via idxchannel.com)

Alih-alih membeli saham perusahaan besar yang sudah teruji dari masa ke masa, mereka justru membeli saham-saham perusahaan kecil dengan harapan harga sahamnya bisa segera terbang tinggi dan menghasilkan keuntungan berkali-kali lipat.

Apa daya, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Bukannya naik, harga saham perusahaan yang dibeli justru turun semakin dalam dan sepertinya sulit untuk bangkit lagi. Terlebih setelah mencuatnya kasus ini.  

Berpikir mandiri 

Jujur saja, saya juga masih tergolong masih baru dalam berinvestasi saham. Saya tidak ingat persis awal mula bisa berkenalan dengan dunia ini. Tiba-tiba saja saya sudah penasaran, lalu ketagihan mencari dan menonton video tentang saham di Youtube.

Singkat cerita, lalu saya ikut Sekolah Pasar Modal (SPM) yang dilaksanakan salah satu cabang Bursa Efek di kota ini. Di sana pula, saya dibantu untuk membuka Rekening Dana Nasabah (RDN) alias rekening saham.

Satu hal yang pasti dan menjadi keyakinan saya, investasi saham bukan investasi abal-abal atau bodong. Regulasi dan dasar hukum yang mengaturnya sangat jelas. Produk-produk perusahaan yang sahamnya diperdagangkan juga bisa dilihat jelas dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam rentang umur dan pengalaman investasi yang masih pendek, saya sudah pernah merasakan nikmatnya ketika harga saham perusahaan yang saya miliki naik sampai seratus persen hanya dalam hitungan empat bulan. Rasa senang juga muncul saat perusahaan yang saya pegang sahamnya mengumumkan rencana pembagian dividen.

Tetapi saya juga sudah merasakan pahitnya menjual rugi saham perusahaan yang saya beli karena harganya selalu turun. Saya putuskan menjual rugi karena sudah tidak punya keyakinan lagi harga sahamnya akan naik atau minimal kembali ke harga pembelian saya sebelumnya.

Pelajaran pentingnya bahwa investasi yang saya miliki saat ini merupakan tanggung jawab saya pribadi. Dengan demikian, setiap keputusan yang saya ambil memang harus dipertimbangkan dengan sangat matang dan sungguh-sungguh. Saya tidak rela kehilangan uang yang sudah diinvestasikan karena diperoleh dengan keringat dan susah payah.

Agar keputusan yang saya ambil saat berinvestasi benar-benar memiliki dasar dan keyakinan yang kuat, saya selalu berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan perbandingan.

Sangat bersyukur karena saat ini sangat banyak media yang bisa dijadikan sarana untuk mengedukasi diri. Saya selalu antusias membaca buku, artikel/ulasan para praktisi tentang pasar saham. Demikian halnya video edukasi tentang saham dan berbagai analisanya yang bisa ditemukan secara gratis di Youtube dan Instagram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun