Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Quo Vadis Pemimpin Muda

3 Februari 2018   00:29 Diperbarui: 3 Februari 2018   00:59 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Merdeka.com)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya secara resmi menetapkan Zumi Zola Zulkifli (ZZZ), Gubernur Jambi sebagai tersangka dalam dugaan kasus suap pengesahan RAPBD Provinsi Jambi 2018. Jumat (2/2) menjadi hari keramat yang mungkin menjadi akhir perjalanan politik sang pemimpin muda yang ganteng paras wajahnya.

Karir ZZZ bisa dikatakan cukup mentereng di dunia politik. Sempat berkibar di industri perfilman nasional, ia akhirnya terjun ke dunia politik, mengikuti jejak sang ayah, Zulkifli Nurdin yang juga merupakan mantan Gubernur Jambi.

Sebelum terpilih sebagai Gubernur Jambi, ZZZ terlebih dahulu menjabat sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur. Di luar dugaan, ia berhasil mengalahkan sang petahana, Hasan Basri Agus (HBA). Beragam analisa terkait kemenangannya bermunculan mulai dari prestasinya kala menjabat sebagai Bupati, ketokohan sang Ayah, hingga sosoknya sebagai pemimpin muda nan rupawan yang diyakini mudah melekat dalam ingatan para pemilih khususnya kaum perempuan dewasa maupun anak gadis perawan.

Apa daya, kiprah politik sang pemimpin puda tampaknya tak berumur panjang. Belum usai periode pemerintahannya, ia sudah terciduk KPK. Di media online yang memang kejam, hujan cibiran dan kecaman tanpa dikomando langsung menyerang. Parahnya lagi, dugaan "dosa" masa lalunya langsung diungkit lagi. Nama isterinya pun mulai dikait-kaitkan dengan kasus yang menjeratnya saat ini.

Publik tentu masih harus menunggu perjalanan penuntasan kasus ini. Meskipun berdasarkan pengalaman, KPK sangat berhati-hati dalam menetapkan seorang pejabat sebagai tersangka kasus korupsi. Faktanya dari sekian banyak orang yang ditetapkan oleh KPK, nyaris tidak ada yang pernah bisa lolos dari tuntutan hukum di pengadilan.

Satu hal yang menjadi refleksi penting dari kasus yang dialami ZZZ adalah kiprah pemimpin muda yang terjun ke dunia politik ternyata belum seperti yang diharapkan. Hampir di setiap Pemilu maupun Pilkada, jargon memilih pemimpin muda selalu rutin digaungkan. Seolah hendak menegaskan bahwa di tangan pemimpin muda ada harapan, ada perubahan, ada kemajuan.              

Tanpa bermaksud memukul rata, kiprah para pemimpin muda kita memang belum sesuai harapan. Nama ZZZ hanya satu dari sekian banyak pemimpin muda yang terjun ke dunia politik namun justru membuat ulah. Di kota Palu misalnya, ada nama Pasha "UNGU" yang tercatat sebagai Wakil Walikota. Terbukti selama menjabat, bukan prestasi melainkan kontroversi yang selalu dihasilkannya.

Sementara itu Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh dan banyak nama lainnya sudah terlebih dulu mendekam di tahanan karena kasus korupsi. Bukan hanya kasus korupsi, ada pula nama Ahmad Wajir Noviadi Mawardi, Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan yang tercatat sebagai Bupati Termuda se Indonesia namun terjerat kasus narkoba.         

Di tahun politik 2018 dan 2019 yang sedang dan akan kita jelang, akankah tagline memilih "Pemimpin Muda" masih digemakan para politisi? Dan pertanyaan selanjutnya, apakah publik sebagai pemilik suara masih mau percaya?. Quo Vadis Pemimpin Muda. 

                            

Jambi, 3 Februari 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun