Mohon tunggu...
H.Sabir
H.Sabir Mohon Tunggu... Freelancer - Lakum Dinukum Waliyadin

Dunia ini hanya untuk disinggahi dan dinikmati sesekali kita memang akan kedatangan sial, tapi tak akan berlangsung lama tidak ada pesta yang tak usai demikian juga tidak ada badai yang tak reda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alhamdulillah, Puji Tuhan Suara Ambulance di Jakarta Mulai Mereda...

8 Agustus 2021   12:33 Diperbarui: 8 Agustus 2021   12:52 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ambulance pengangkut Jenazah Covid di Jakarta/Foto:The Jakarta Post

Selama periode Mei-Juli  2021 terjadi lonjakan pasien corona di Jakarta, hampir setiap hari kita mendengar riungan suara Ambulance memecah jalanan ibukota. Tingkat kematian yang cukup tinggi pernah  mencapai 64 kasus pada 18 Juni 2021 merupakan angka tertinggi kedua semenjak 1 Februari 2021 yang berada di angka 70 kasus kematian.

Penulis sendiri yang berlokasi di Jakarta Selatan pada medio tersebut setiap hari melihat lalu-lalang Ambulance yang berisi pasien  di evakuasi ke RS Pasar Minggu, Pasar Rebo atau ke bilangan warung buncit baik  yang sudah meninggal, sedang sekarat atau mau di evakuasi ke rumah sakit khusus covid.

Suasana Jakarta hari-hari itu bagaikan kota perang yang setiap hari memakan korban jiwa. cemas, takut dan gelisah menghantui warga jakarta. suara sirene yang meraung-raung bagaikan teror yang menambah tingkat kecemasan. di jalan raya, rumah tetangga, warga komplek maupun perkampungan padat penduduk  atau di perkantoran-perkantoran yang masih buka.

Apa yang kita tonton beberapa waktu lalu di kota Delhi India kini kita saksikan dan alami sendiri, beberapa kota di Jawa bahkan ada yang hingga menumpuk mayat pasien covid akibat kekurangan tenaga pemulasaran jenazah.

Bisingnya sirene yang menggetarkan bulu nyawa mau tidak mau juga mempengaruhi psikologis kejiwaan warga, beberapa penelitian bahkan pernah mensinyalir bahwa kesehatan jiwa dan ketenangan mempengaruhi imun manusia. Tak terkecuali bagi penulis yang notabene adalah perantau dari daerah, hampir setiap 2 hari sekali Ibu menelpon untuk bertukar kabar. Pemberitaan di media televisi yang setiap hari mengulas tingkat kematian di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia, membuat ibuku cemas dan kepikiran akan nasib kami sekeluarga di Jakarta.

Pernah suatu hari seorang sahabat berkunjung ke studio penulis yang berada di bilangan jalan TB.Simatupang, entah dia sekedar iseng atau serius. rupanya dia menghitung jumlah Ambulance yang lewat pada hari itu berjumlah 55. Saya sendiri tidak pernah menghitung jumlah ambulance yang lewat dan mencoba mengabaikan suaranya ataupun kehadirannya agar tidak kepikiran dan merasa cemas.

Penulis sendiri sudah beberapa kali mengingatkan ibunya untuk mengurangi porsi tontonan berita tentang Covid di TV, kadang situasi yang berjauhan membuat keluarga merasa cemas yang berlebihan. Tapi namanya juga naluri seorang ibu pasti tidak tahan juga untuk tidak duduk mematung memantau situasi perkembangan Jakarta tempat dimana anak cucunya berdomisili, apalagi sudah 2 tahun lebih tidak pernah mudik mengunjunginya.

Memasuki periode bulan Agustus, sukur Alhamdulillah mulai terjadi penurunan angka kematian di Jakarta, suara-suara sirene Ambulance sudah mulai jarang terdengar, berbeda dengan beberapa waktu lalu yang kadang penulis sendiri sudah mengganggap suara sirena bagaikan ringtone HP direktur yang setiap saat berdering.

Gerakan Vaksinasi yang sudah mulai terjadi peningkatan kesadaran masyarakat di Jakarta turut andil dalam penurunan jumlah kasus kematian dan pasien yang terpapar virus corona.

Sudah beberapa minggu ini bahkan kalaupun ada yang lewat di depan kantor atau berpapasan di jalan raya paling hanya 1 atau 2 Ambulance. Yah...semoga saja gerakan vaksinasi ini bisa lebih cepat terlaksana dan menyasar seluruh warga Jakarta khususnya dan warga +62 khususnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun