Mohon tunggu...
H.Sabir
H.Sabir Mohon Tunggu... Freelancer - Lakum Dinukum Waliyadin

Dunia ini hanya untuk disinggahi dan dinikmati sesekali kita memang akan kedatangan sial, tapi tak akan berlangsung lama tidak ada pesta yang tak usai demikian juga tidak ada badai yang tak reda.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Berlian Terakhir Era Adikuasa La Masia akan Pergi Tanpa Penerusnya, Jangan Diaminkan!

7 Agustus 2021   15:04 Diperbarui: 10 Agustus 2021   11:27 6170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Squad Barcelona 2012 tersisa 3 palang pintu/ Olah digital : H.Sabir

Terlalu naif gak ya..?  jika kita menyebut kepergian Lionel Messi menjadi pertanda berakhirnya Golden Era dari La Masia Moderen. Sejak kehadiran bintang-bintang dari Akademi La Masia Barcelona selalu berhasil menciptakan talenta-talenta baru di dunia Sepak Bola. 

Sebut saja pemain-pemain semacam Lionel Messi, Cesc Fabregas, Mauro Icardi dan masih banyak lagi yang berceceran di klub-klub elit dunia. mereka adalah produk asli La Masia yang sukses bersinar di klubnya masing-masing.

Akademi yang  sudah berdiri sejak 1702 dan kemudian mendapatkan pembaruan pada 1979 terus melahirkan pemain-pemain mahal dan menjadi buruan tim-tim elit di eropa dan bahkan dunia. Siapa yang tak kenal dengan nama-nama tenar selain Lionel Messi ada  Pepe Reina, Mikel Arteta, Thiago Alcantara, Dani Olmo, Hector Belerrin dan terakhir Ansu Fati!.

Sejak kehadiran Frank Rijkaard hingga Pep Guardiola jebolan dari Akademi Barcelona nyaris mengisi seluruh tim utama Barca, namun baru pada kepelatihan Tito Vilanova pertama kali terjadi starting XI  tim Barca diisi oleh La Masia  sepanjang era modern, peristiwa bersejarah itu terjadi pada 25 November 2012, saat Barcelona melawan Levante dan sukses membombardir gawang Levante 4 gol tanpa balas!.

Hampir 10 tahun kita menyaksikan anak-anak dari Akademi La Masia ini menyihir pecinta bola seluruh dunia. Tahun 2010 hingga berakhirnya masa kepelatihan Pep Guardiola publik disuguhkan tarian-tarian tiki-taka khas La Masia dan mampu merebut berbagai trofi bergengsi serta mengendalikan hegemoni sepak bola Eropa dan menjadi mirip Adikuasa sepak bola di Spanyol beberapa tahun kemudian.

Piala Dunia dan Piala Eropa yang sukses dikawinkan Spanyol adalah buah dari racikan La Masia dan Real Madrid meski tidak mengesampingkan tim lain di luar duo raksasa tersebut, tetapi kita semua tahu bahwa penguasaan bola, taktik dan style yang ditanamkan pada timnas Spanyol kala itu lebih dominan rasa Barcelona.

Tidak mengherankan jika kemudian dengan talenta yang dimilikinya, pemain-pemain lulusan La Masia memiliki nilai pasar tinggi. hampir setiap bursa transfer bergulir para pemain dari La Masia selalu menjadi target buruan tim-tim elit untuk mengisi line up mereka.

Beberapa pemain yang gagal masuk dalam tim Utama Barcelona bahkan sukses merumput di tim lain dan menjadi sosok penting di klubnya.  Cesc Fabregas dan Gerard Pique adalah dua pemain yang menjadi tokoh penting di Arsenal dan Manchester United yang kemudian kembali ke Camp Nou setelah beberapa musim berkelana di Liga Inggris.

Kepergian Lionel Messi dan kini tinggal menyisakan 3 palang pintu Barcelona yakni Gerard Pique, Jordi Alba dan Sergio Busques semakin mempertegas hilangnya peran La Masia di tim utama Barcelona beberapa tahun belakangan  sejak masa keemasannya. Beberapa pemain muda La Masia  pernah disebut-sebut  pantas untuk menggantikan ketiga pemain tersebut, misalnya Junior Fippo dan Digne di plot untuk meregenerasi posisi Jordi Alba tapi kemudian gagal.

Lepas dari perginya Xavi, Iniesta kemudian Messi menjadi pukulan buruk bagi pendukung Barcelona di seluruh dunia, belum cukup waktu untuk para Cules Move On dari kesuksesan generasi emas tersebut. Kini ditinggal pergi sang Mega Bintangnya pula.

Memang masih ada Ansu Fati disana, yang digadang-gadang menjadi pengganti Lionel Messi, namun kehadirannya belum cukup memberikan efek magis di Katalan, masih terlalu hiua  dan belum mampu menyaingi kebintangan "si Kutu".

Barcelona beberapa tahun ke belakang sudah kehilangan ciri khas ala La Masianya sejak bangku kepelatihan ditinggal Pep Guardiola, Cules pun seperti selalu dihantui De Javu kesuksesan Barcelona era Pep dan berharap banyak kepada pelatih-pelatih selanjutnya. Tapi hanya Luis Enrique yang sedikit sukses mengobati rasa lapar Barcelona dengan Trebel Winnernya bersama MSN.

Berakhirnya kontrak Messi di Barcelona akan menjadi sebuah kehilangan besar bagi para Cules yang sebelumnya sempat beberapa kali heboh akibat rencana hengkangnya sang Dewa Catalan tersebut. Namun Barcelona adalah sebuah klub besar yang tidak menggantungkan nasibnya pada satu sosok.

Akankah produk-produk dari La Masia masih terus berjaya untuk masuk ke Tim Utama Barcelona dan menjadi juara di Camp Nou atau hanya menjadi produk dagang dari Barcelona? 

Barca adalah Mes Que Un Club sesuai tagline mereka lebih dari sebuah klub, dan Messi hanyalah satu baut dalam komponen utamanya yang masih bisa diganti dengan talenta baru. Meskipun magisnya  tak seindah Messi tentunya. 

Sebagai Cules sejati penulispun akan selalu menjadi Cules,  terlalu Culas jika kepergian Messi menjadi akhir dari fanatisme Barca  ada atau tidak adanya Messi disana. ini adalah ujian sesungguhnya bagi para Cules, ucap seniorku  yang juga menjadi Fans berat Barcelona!


Es Messi Que Un Club? tentu tidak !,  Barca Es Mes Que Un Club ! 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun