Mohon tunggu...
H.Sabir
H.Sabir Mohon Tunggu... Freelancer - Lakum Dinukum Waliyadin

Dunia ini hanya untuk disinggahi dan dinikmati sesekali kita memang akan kedatangan sial, tapi tak akan berlangsung lama tidak ada pesta yang tak usai demikian juga tidak ada badai yang tak reda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jilbab Arabian di Tanah Anarki, Haruskah Kebaya dan Rambut Bersanggul Punah karena Syariah?

30 Juli 2021   11:01 Diperbarui: 30 Juli 2021   11:28 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan gambar 3 pemeran wanita dalam Film 3 Dara 1956, kompas.com

Jika anda mengunduh aplikasi kencan yang begitu bebas di negara ini, kita akan menemukan beberapa penjaja layanan seks disana bahkan menggunakan pakaian Jilbab untuk menambah nilai jualnya. mereka bahkan tanpa malu-malu memperagakan erotisme dengan kepala yang masih  berpenutup layaknya jilbab. Mirisnya lagi kebanyakan mereka justru beragama islam, tidak ada lagi rasa takut atau sakralnya pakaian penutup aurat itu dalam kesehariannya.

Lalu munculah gagasan pemikiran tentang Islam Nusantara yang digaungkan oleh kalangan organisasi islam terbesar di negara ini, sayang kehadirannya yang muncul ditengah situasi politik pasca pilpres menyebabkan ide tersebut dimaknai secara politis oleh kaum yang saling berseberangan.

Mungkin 25 tahun dimasa datang wanita-wanita Indonesia kebanyakan akan menanggalkan budaya berkebaya, atau  hanya akan dikenakan oleh kalangan non muslim di negara ini. Meskipun ada beberapa yang direstorasi seirama dengan pakaian syar'i tetap saja sedikit mengaburkan pesona asli budaya kebaya nusantara.

Wanita kita bukan berarti sangat vulgar dalam kesehariannya, jika kita menonton cuplikan video-video jaman dahulu kita akan menemukan wanita yang menggunakan penutup kepala, seperti yang kita lihat pada sosok ibu negara pertama republik ini yakni Fatmawati atau Gusti Nurul yang tersohor aura kecantikannya yang sangat indonesianis.

Wawasan kebangsaan yang semakin kabur bahkan cenderung menjadi bargaining politik di beberapa moment serta menguatnya isu keagamaan dan kulturasi budaya arab yang datang seiring perkembangan Islam sedikit demi sedikit mengikis budaya berkebaya perempuan kita.

Semakin kita memaksakan anak-anak balita kita untuk berpakaian syar'i, sesuatu yang belum bisa dipahami oleh mereka yang akhirnya menyebabkan mereka tumbuh cepat dewasa dalam pemikiran dan cara pandang mereka pada tubuhnya. justru banyak kita temukan pelecehan-pelecehan atau aktifitas seksual yang terjadi pada anak-anak dibawah umur.

Lalu apakah gagasan islam nusantara perlu untuk kita doktrinkan lagi layaknya P4 pada zaman orde baru, agar kita tidak kehilangan jatidiri bangsa, identitas wanita kita yang kita pilah dan batasi ruang percakapan diskusinya tanpa embel-embel tatanan nilai beragama. Agar kita tetap memiliki pesona perempuan-perempuan melayunesia atau javanis yang anggun, berwibawa dan berkarakter nusantara, atau kita tempatkan saja keduanya berdampingan secara adil layaknya ideologi sekuler? tidak berpakaian syar'i namun tetap dalam kesopanan dan adab wanita indonesia.

Peristiwa Restorasi Meiji di Jepang mungkin bisa sedikit menjadi gambaran akan derasnya pengaruh barat pada tatanan kehidupan sosial di Jepang, yang kemudian hari disadari oleh para pelopornya lalu menghidupkan kembali tatanan masyarakat Jepang pada etika timur, sosiologi adab dan tradisionalnya dipertahankan tanpa menolak arus perkembangan global. Kita yang dikepung oleh arus Kebarat-baratan pada trendnya dan ke Arab-araban pada moralitas keagamaannya. Perlu sedikit bercermin pada peristiwa restorasi Meiji di Jepang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun