Mohon tunggu...
H.Sabir
H.Sabir Mohon Tunggu... Freelancer - Lakum Dinukum Waliyadin

Dunia ini hanya untuk disinggahi dan dinikmati sesekali kita memang akan kedatangan sial, tapi tak akan berlangsung lama tidak ada pesta yang tak usai demikian juga tidak ada badai yang tak reda.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Toleransi ala Telorasin Rasa Bipang

9 Mei 2021   15:13 Diperbarui: 9 Mei 2021   16:11 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu menjelang waktu berbuka puasa untuk Jakarta dan sekitarnya. matahari mulai perlahan memerah di ujung langit.  Bergegas saya mengelilingi wilayah kebagusan untuk sekedar berburu takjil, tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah warung makan jelas terpampang banner diterasnya "Restauran Panada". Masakan Manado pikirku?.

Akupun menepikan motorku, sudah  lama saya tidak mencicipi kue khas Daerahku itu. Setibanya disitu saya mengucap salam lalu masuk menemui pemilik restauran. didalam ada sepasang orang tua mungkin umur mereka sudah 60an ke atas.

Agak tergagap mereka menyambutku, mungkin jilbab istriku membuat mereka sungkan menawarkan jajanannya. Sayapun menanyakan daerah asal mereka. Dengan dialek Manado agar mereka terlepas dari kegugupannya. "Torang dari Sonder, angko dang? Jawab mereka berbarengan sambil menyusulku dengan pertanyaan yg sama. Hangat, damai dan bersahabat menyelimuti suasananya kini.

"Kita dari Kota". Jawabku dan ini istriku dia orang jawa. Ucapku sembari memperkenalkan istriku.

"Masih ada Kukis Panada?" Tanyaku kemudian. "Oh ada ini Panada isi cakalang," jawab Opa itu sambil menunjuk kue yg tersaji di meja jajanannya.

Kakek ini secara tersirat ingin menjelaskan bahwa Panadanya halal untukku. Sayapun mengerti dan mengatakan "iyo opa, kitaley blum pernah dapa panada isi ikang ba". Pukasku sambil tersenyum." Kalu biapong ba" baru ada" tambahku sambil tertawa.

Akhirnya kamipun akrab dan saling berbagi pengalaman sejenak, tentang kisah kami masing2 hingga menetap di Jakarta.

Saat saya pamit karena memburu waktu berbuka yg hampir tiba. Dipenghujung pembicaraan si Oma pun agak berbisik pada suaminya, agar memberikan kami kue Biapong secara gratis untuk dijadikan takjil kami.rupanya oma paham aku agak curiga dengan isi bakpaonya, sehingga tidak berminat untuk membelinya.

Dengan tulus dia menyodorkan Bakpao sembari meyakinkan saya, bahwa ini bukan biapong ba' bawa saja untuk disantap waktu berbuka.. Alhamdulillah ucapku. Semoga tuhanmu memberkati mu, ucapku berterima kasih.

Begitulah kisah toleransi bagi saya, bukan tentang seorang yang mengaku kiay kemudian masuk ke gereja lalu berceramah tentang persamaan semua agama. Atau seorang pendeta yg dengan cerdas mengutip ayat Alquran lalu berpidato di mimbar masjid.

Sebab kita semua tahu, bagi kita masing2 agama apapun itu yang kita anut adalah paling benar dan lainnya adalah kafir. Sebab jika saja kiyai itu meyakini bahwa agama semua sama, pasti tak sungkan dia menambahkan "Haleluya" dipenghujung ceramahnya. Atau si pendeta jika dia meyakini kebenaran Alquran pastilah dia langsung wudhu dan ikut solat berjamaah saat itu juga.

Toleransi adalah bagaimana kita saling menghargai dan menghormati. memberi kebebasan bagi pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadahnya, memberi ruang untuk mereka mengekspresikan perayaanya dan tidak mempersempit ruang pikir kita tentang kebersamaan dalam peribadatan. Bukan dengan munafik menyampaikan pidato kebangsaan bahwa kita semua sama didepan jemaah yang berbeda keyakinan dengan kita. Sebab seorang presidenpun baru-baru ini di bully saat mengendorse babi panggang disuasana ramadhan, sebagai oleh-oleh mudik lebaran.  saya tidak tahu apakah presiden yg salah menempatkan waktu, tidak tahu bahwa bipang ambawang itu haram untuk muslim, atau penulis pidatonya yang kurang wawasan kuliner nusantaranya. sehingga kebablasan dalam menyusun teks presiden. Semoga saja semua dugaan saya benar. Sebab Bipang didaerahku adalah sejenis nasi basi yang dikeringkan lalu dijadihkan olahan dengan tambahan gula merah, yang pastinya halal buat semua agama.

Akhirnya selamat menjalankan ibadah puasa untuk kaum muslimin dan muslimat.

Anti intoleran

Jakarta menjelang Lebaran masa Pandemi 2021

Nb: Biapong Ba' = Bakpao khas Manado yang diberi isian daging babi

Kota = Kotamobagu, salah satu daerah kotamadya di Sulawesi Utara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Sonder = Sebuah wilayah di Minahasa Sulawesi Utara yang mayoritas penduduknya beragama Nasrani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun