Mohon tunggu...
ria duta rahmawati
ria duta rahmawati Mohon Tunggu... -

insyaallah pasti bisa manjadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Plagiarisme

21 Agustus 2013   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PLAGIARISME

Plagiarisme berasal dari dua kata Latin, yang berarti plagiarius penculik, dan plagiare yang berarti mencuri. Menurut Random House Dictionary Compact Unabridged, plagiarisme didefinisikan sebagai "penggunaan atau imitasi dekat dari bahasa dan pemikiran penulis lain dan representasi mereka sebagai karya asli seseorang." Hal ini juga dianggap sebagai pelanggaran etika ilmiah dan kekayaan intelektual oleh banyak akademisi.

Satu tradisi di dalam dunia kemahasiswaan yang tidak bisa atau bahkan sangat tidak mungkin untuk ditinggalkan oleh mahasiswa adalah menulis. Dari kegiatan ini, mahasiswa akan menghasilkan karya yang secara umum disebut tulisan. Dalam bentuk formal, tulisan itu berupa usulan kegiatan, laporan kerja/praktikum, tulisan ilmiah dalam jurnal, skripsi (khusus untuk mahasiswa S1), tesis (S2) dan disertasi (S3). Dalam bentuk informal, tulisan dapat berupa cerita pendek, cerita bersambung, karangan fiksi atau tulisan ilmiah populer yang dipublikasikan pada majalah dinding, buletin mahasiswa atau terbitan berkala.

Tulisan merupakan wujud gagasan/ide dan pada dasarnya dapat disamakan dengan karya lainnya seperti patung, lukisan atau rekaman. Apabila dibandingkan dengan karya yang disebut terakhir ini, tulisan memiliki kelebihan. Gagasan dapat dituangkan di atas kertas, disimpan untuk digunakan lagi pada kemudian hari, digandakan sesuai dengan keinginan, dan disebarluaskan kepada khalayak yang tempat tinggalnya relatif jauh dari penggagas; misalnya melalui selebaran, brosur, atau e-mail. Dengan kata lain, gagasan dapat diwujudkan dengan ongkos relatif murah, disimpan dalam jangka waktu relatif lama dan tidak mudah rusak, serta disebarluaskan dengan relatif mudah. Selain itu, gagasan dapat menggambarkan dengan mudah hal-hal yang dikehendaki penggagas dan mempengaruhi pikiran orang lain dengan seketika.

Kelebihan tersebut sangat menguntungkan. Mahasiswa yang menjalankan tradisi menulis dan mempublikasikannya secara teratur, akan dikenal dan dihargai orang. Untuk tulisan informal, mahasiswa bahkan mendapat tambahan uang saku.

Pada sisi lain, kelebihan tersebut justru dapat menjadi bumerang. Gagasan dapat “dicuri” orang lain. Apabila tidak unik, gagasan yang dicuri memang tidak terlalu dipersoalkan. Namun, apabila gagasannya unik, pencurian gagasan tentu sangat merugikan.

Dewasa ini tradisi menulis di kalangan mahasiswa sudah dinodai dengan pencurian gagasan (yang dikenal sebagai plagiarisme) dan dicemari dengan ketidakcermatan (yang berupa kesalahan berbahasa). Karena tradisi menulis sangat dijunjung tinggi, mahasiswa sebagai bagian masyarakat ilmiah dan panutan keidealisan, harus menghindari plagiarisme dan tidak melakukan kesalahan berbahasa.

Penanggulangannya

Empat cara bisa dikembangkan untuk menanggulangi plagiarisme dan kesalahan berbahasa. Cara pertama adalah pemberlakuan secara jelas dan tegas aturan dan sanksi terhadap plagiarisme pada setiap jenjang pendidikan, terutama PT. Kerjasama antara PT, lembaga percetakan, dan lembaga penerbit tulisan (jurnal ilmiah, terbitan berkala) perlu digalang. Plagiaris harus dikenai sanksi hukum dan PT yang meloloskan plagiaris harus dinilai rendah.

Kedua, mata pelajaran mengarang perlu digalakkan lagi mulai jenjang pendidikan SD hingga SMU/SMK. Penilaian khusus perlu diberikan kepada siswa yang pandai mengarang atau berbakat dalam bidang tertentu, karena mengarang dapat dipergunakan untuk mengembangkan daya imajinasi dan daya nalar siswa. Pada saat ini mata pelajaran mengarang tidak (wajib) diajarkan. Penilaian akademik pun mengesampingkan bakat-bakat tertentu pada siswa.

Ketiga, pengajaran Bahasa Indonesia di PT seharusnya tidak hanya membahas aspek kebahasaan saja, tetapi juga penggunaannya dalam tulisan ilmiah. Dalam pengertian ini, penggunaan kata dan penyusunan kalimat untuk menggambarkan hubungan anak kalimat satu dengan anak kalimat lainnya, pembuatan dan makna paragraf, serta pembuatan dan makna kalimat topik dibahas mendalam.

Keempat, kedudukan Bahasa Indonesia harus disetarakan atau lebih tinggi dari bahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Kecenderungan yang terjadi selama ini sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan Bahasa Indonesia. Pada setiap penerimaan mahasiswa (S2, S3) baru, nilai TOEFL (Test of English as a Foreign Language) dijadikan salah satu syarat yang sering berlebihan. Apabila nilai ini tidak memenuhi syarat, mahasiswa diharuskan mengikuti kuliah Bahasa Inggris. Untuk lulus, mahasiswa dibebani tugas yang menyita waktu relatif banyak. Di sisi lain, Bahasa Indonesia dianaktirikan, padahal tulisan ilmiah mahasiswa mempergunakan bahasa ini.

Berbagai Jenis Plagiarisme

Plagiarisme Lengkap: Isi yang telah disajikan sebagai sendiri, tanpa ada perubahan yang dibuat untuk bahasa, pikiran, aliran, dan bahkan tanda baca dikenal sebagai plagiarisme penuh. Banyak akademisi percaya bahwa umumnya pekerjaan orang-orang yang tidak kompeten dalam mata pelajaran tertentu, atau sekadar malas untuk berusaha.

Plagiarisme parsial: Ketika konten yang disajikan adalah kombinasi dua sampai tiga sumber yang berbeda, di mana penggunaan mengulang dan sinonim merajalela, maka dikenal sebagai plagiarisme parsial. Di sini, penulis menggunakan beberapa orisinalitas, tapi tidak memadainya pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu adalah alasan umum untuk kejadian plagiarisme parsial.

Plagiarisme minimalis: Di sini, penulis plagiator orang lain konsep, gagasan, pikiran, atau pendapat dalam kata-kata mereka sendiri dan dalam aliran yang berbeda. Meskipun banyak yang tidak menganggap ini sebagai plagiarisme (mungkin seseorang yang melakukannya!), Itu dianggap sebagai mencuri someones studi atau pikiran. Plagiarisme minimalis melibatkan banyak parafrase.

Sumber Kutipan: Ketika informasi sumber lengkap dengan kutipan disediakan, tidak berjumlah plagiarisme. Namun, definisi sumber kutipan lengkap bervariasi jauh. Beberapa penulis mengutip nama sumber, tetapi tidak memberikan informasi yang dapat diakses lainnya. Sementara beberapa mudah memberikan referensi palsu, beberapa hanya menggabungkan informasi mereka dengan karya asli penulisan. Seorang penulis hantu adalah contoh sempurna dari plagiator. Di sini penulis merasa bebas untuk sumber informasi dan mereproduksi itu sebagai milik mereka.

Self-plagiarisme: Bentuk plagiarisme yang mungkin paling diperebutkan sebagai "itu" dan "tidak". Menggunakan karya sendiri, sepenuhnya atau sebagian, atau bahkan pikiran yang sama dan re-menulisnya, dikenal sebagai self-plagiarisme oleh banyak orang. Penerbitan bahan yang sama melalui media yang berbeda tanpa referensi itu benar adalah kebiasaan yang sangat umum di antara banyak penulis. Konten pada banyak situs adalah contoh sempurna dari diri plagiarisme.

Kita berharap bahwa mahasiswa Indonesia mampu melakukan tradisi menulis berlandaskan budaya Indonesia serta menghindari praktek-praktek plagiarisme dan kesalahan berbahasa. Semoga!

Sumber : http://www.dikti.go.id/?p=8281&lang=id

http://id.burply.com/deteksi-plagiarisme/etika/plagiat-1028493.html

Kalimat esensi dari esai dengan tema “plagiarisme” di atas adalah plagiarisme suatu tindakan mencuri yang pastinya mempunyai sanksi tertentu. Plagiarisme terbagi menjadi 4 jenis, yaitu plagiarisme lengkap, plagiarisme parsial, plagiarisme minimalis, sumber kutipan, self-plagiarisme. Sebagai mahasiswa, sebaiknya berusaha untuk membuat suatu tulisan. Atau wajib menuliskan sumber di akhir tulisan sebagai cara untuk menandai bahwa tulisan itu adalah milik orang lain, dan pastinya untuk menghargai sang penulis aslinya agar karyanya dapat di nikmati oleh orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun