Semburat sinar pagi tak mampu bercahaya dalam jiwa-jiwa gundah. Betapa tidak,mereka mulai ragu melihat masa depan. Tentang pangan dan tentang kehidupan. Rasanya ingin tetap optimis, namun keadaaan menghadirkan pesimis.
Wabah ini menghembus bagai angin ke setiap sudut bumi. Menghujani kekhawatiran pada penduduknya, tanpa pilih kasih seperti penghianatan para pemuja tahta.
Berharap bukan bumi yang mengundangnya, bukan pula langit yang menerornya. Namun perbuatan sang penduduk bumi yang mengharuskan wabah ini ada. Mungkin sebagai realisasi tuhan dalam catatan takdir.
Bertambah gelisah bila melihat laku pemimpin. Berdebat penuh kecongkakan ditengah ketidakpastian. Kebijakan yang semakin menambah derita dan kesengsaraan menjadi ujung dari keegoisan.
Mungkin inilah yang dinamakan "Rakyat Petarung, Rakyat Pejuang" ditengah penghianatan amanah.
Namun sudahlah..Nyatanya pandemi ini sudah mulai komplex. Bukan hanya tentang pandemi jamani namun juga tentang rohani.
Jakarta, 1 April 2020