Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Banyak Teman dan Profesionalitas

22 Februari 2020   08:53 Diperbarui: 6 Maret 2020   07:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Seribu teman itu sedikit, satu musuh terlalu banyak" kalimat ini selain sudah sangat familiar di telinga kita juga sarat akan makna.

Banyak teman bisa kita identikkan dengan banyak relasi. Dengan teman atau relasi yang banyak maka akan memberi keuntungan, entah itu bersifat keuntungan materiil ataupun non materiil.

Teman yang baik akan selalu hadir ketika saudaranya ditimpa musibah. Teman dapat memberi masukan berupa ide atau bahkan memberi bantuan berupa harta benda untuk meringankan beban saudaranya. Intinya dalam permasalahan apapun teman dapat membantu meringankan beban. Begitu sebaliknya dengan musuh, yang akan selalu memberi kesulitan dan menambah beban permasalahan.

Disisi lain ada sebuah nasihat dari imam Malik bin anas (salah satu imam dari imam empat mazhab) kepada muridnya. beliau mengatakan "Hindarilah oleh kalian Riqqul Ahrar"

Apa itu Riqqul Ahrar?

Beliau mengatakan "Banyak teman, karena apabila engkau seorang qodhi (hakim), engkau akan susah berlaku adil, atau engkau akan dituduh tidak adil (karena memihak kawanmu). dan jika engkau seorang ulama, waktumu akan habis untuk melayani mereka".

Jika kita mengkomparasikan antara kalimat yang menyuruh untuk memperbanyak teman dengan nasihat dari Imam Malik bin Anas, maka dapat  diambil hikmah bahwa tidak semua orang dianjurkan untuk memperbanyak teman, ada pengecualian bagi seorang hakim,ulama ataupun penentu kebijakan agar menjaga diri dari pertemanan dengan harapan agar tercipta profesionalitas dalam tugas dan tanggung jawabnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun