Mohon tunggu...
Badrul Munir,dr
Badrul Munir,dr Mohon Tunggu... -

Neurologist

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menakar (Lagi) Amarah Zumi Zola Saat Sidak di Rumah Sakit

24 Januari 2017   17:32 Diperbarui: 24 Januari 2017   21:31 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA

Gubernur Jambi Zumi Zola yang marah saat sidak di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi menjadi berita yang cepat menjadi viral di media sosial, sebagai orang medis saya juga menyayangkan buruknya layanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Saya kira bukan hanya di Jambi tapi juga di daerah lain masih banyak layanan kesehatan yang kurang optimal dan bahkan kurang manusiawi, hal ini terbukti dengan banyaknya keluhan masyarakat yang merasa tidak puas baik yang terekspos maupun yang tidak terekspos di media.

Maka sidak yang dilakukan sang gubernur sudah tepat dan harus sering dilakukan karena ini adalah salah satu syok terapi, agar kejadian serupa tidak berulang, mengingat urusan kesehatan bukanlah urusan main-main, disanalah tergantung jutaan penduduk yang menyerahkan urusan layanan kesehatannya.

Langkah yang diambil oleh gubernur ganteng ini konon akan diikuti memutasi atau memecat pegawai tidak disiplin, sebuah langkah yang patut diapresiasi dan menunjukan upaya perbaikan layanan di masa yang akan datang.

Namun pertanyaannya efefektif solusi ini? Apakah dengan marah-marah dan memecat dokter-perawat yang lalai dan tidur saat disidak akan menyelesaikan masalah dan layanan rumah sakit akan segera membaik?

Paradoknya kesehatan daerah.

Dalam sebuah layanan kesehatan termasuk sebuah rumah sakit tidak bisa berdiri sendiri di sana ada satu sistem kesehatan yang berjalan dan saling terkait dengan sistem lain. Dan kinerja sebuah rumah sakit sangat ditentukan oleh sistem kesehatan yang diimplementasikan oleh Top leader rumah sakit tersebut. Maka untuk memperbaiki kualitas layanan sebuah fasilitas kesehatan (rumah sakit) adalah memperbaiki tata kelola rumah sakit tersebut. Termasuk sistem kesehatan dan sumber daya manusianya. Hal lain yang dibutuhkan adalah dukungan politik kesehatan secara kuat agar layanan kesehatan semakin membaik dan masyarakat puas dengan layanan tersebut.

Yang menyedihkan banyak daerah yang menjadikan kesehatan sebagai alat politik dan bukan sebagai prioritas pembangunan fi daerahnya.

Memang sejak era reformasi ini kesehatan menjadi isu yang sangat laku untuk dijual saat kampanye baik di daerah maupun dipusat. Janji kesehatan murah bahkan kesehatan gratis acapkali kita dengar saat kampanye tersebut baik kampanye pilihan kepala daerah (pilkada) pilihan legislatif (pileg) bahkan pilpres, kita masih ingat salah satu senjata kampanye Jokowi-JK yang mendongkrak perolehan suaranya adalah janji kampaye di bidang kesehatan dengan senjata Kartu Indonesia Sehatnya (KIS).

Saya tidak tahu kondisi di Propinsi Jambi, akan tetapi di beberapa daerah di Indonesia lain sudah menjadi rahasia umum setelah menduduki pimpinan daerah maka pejabat penting yang ditunjuk bukanlah pejabat yang terbaik tetapi pejabat yang terdekat dengan penguasa baru termasuk di bidang kesehatan.

Motto manejemen modern dengan istilah “The right man on the right place” dalam jabatan strategis tidak akan terjadi karena ada program balas budi terhadap "pendukung" dan ini sudah jamak ditemukan di beberapa daerah. Maka hasil akhir jangan terlalu banyak mengharapkan perbaikan kinerja mereka,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun