Mohon tunggu...
Melina Purnomo
Melina Purnomo Mohon Tunggu... FREELANCE WRITER -

i am a freelancer writer, musician and a financial consultant.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kestabilan Harga Pokok yang Seperti Apa yang Didambakan Negeri Tercinta Kita

12 April 2018   16:52 Diperbarui: 12 April 2018   17:03 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terkecuali tua dan muda dan dari sektor mana saja kita sekarang bekerja. Bukan tanpa tujuan yang jelas pemerintah memberlakukan kebijaksanaan harga stabil yang diberlakukan itu. Karena tentunya sudah dipikirkan sedemikian rupa harga-harga yang ada tersebut diberlakukan. Lalu jika posisi kita memposisikan diri kita sebagai masyarakat yang baik dan bertanggung jawab. Lalu langkah apa yang kita lakukan untuk berusaha menjaga kestabilan harga pokok yang ada di Indonesia ini. apakah kita hanya duduk manis saja ataukah yang seperti apa yang ada di dalam benak kita? Tujuannya juga cukup jelas yang ada yaitu tentunya untuk pemerataan dan semua warga Indonesia yang ada dapat dicukupi dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakabta tanpa terkecuali. Lalu langkah apa saja yang dilancarkan oleh pemerintah dalam menstabilkan harga pokok ini.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pemerintah sudah mematok harga beras yang ada dari pulau Jawa sampai ke pulau Papua lewat mekanisme harga eceran tertinggi ( HET). Kebijakan tersebut diatur dan diberlakukan sudah dari waktu yang cukup lama. Harga tersebut akan diberlakukan untuk pasar becek sampai ke yang tingkat tinggi ritel modern. Di dalam hal ini tentunya menjadi tugas dari menteri perdagangan Bapak Enggartiasto Lukito untuk menjelaskan harga beras Ecer yang diatur berdasarkan zona daerah yang ada di Indonesia masing-masing. Dijelaskan lebih lanjut di mana harga tersebut akan diberlakukan mulai dari daerah Lampung ; Sumatra Selatan ; Bali ; NTB sampai ke Sulawesi. 

Yang mana daerah-daerah tersebut dianggap sebagai wilayah produsen beras. Sehingga tentunya di wilayah-wilayah tersebut harga beras medium yang ditetapkan di harga Rp. 9.450 per kg dan untuk harga premiumnya Rp. 12.800/kg. Sementara untuk wilayah lainnya yang membutuhkan ongkos transportasi lebih ; harga tersebut akan ditambah 500 rupiah. Cukup masih masuk akal menurut saya. Untuk menambah 500 perak sebagai jasa dari transport. Harga 500 perak menurut saya sangat murah adanya jika diperbandingkan untuk harga transportasi saat ini.

Harga eceran tradisional ini akan diberlakukan di dalam pasar traditional maupun di ritel modern. Dengan demikian ; dari ketentuan harga yang diberlakukan ini kita akan bisa menjaga daya beli masyarakat agar dapat kita maintain di kemudian harinya. Dengan harapan ( terbesar) tentunya harga yang diberlakukan tidak boleh dari harga yang sudah ditetapkan. Jika tidak yang ada nantinya akan terjadi kekacauan di sana-sini.  Menurut saya peraturan dari pemerintah yang ditetapkan ini sudah tepat yang ada. 

Tinggal dari kita masing-masing bagaimana caranya agar membantu dalam menjaga kestabilan harga yang sudah dibuat bersama untuk kemakmuran masyarakat Indonesia tentunya. Jika tidak untuk apa pemerintah bersusah payah untuk mencipatakan kebijakan harga yang sedemikian rupa. Sebagai masyarakat yang baik sudah barang tentu kita ikut melestarikan harga yang sudah ditetapkan agar tentunya masyakat yang lainnya dapat ikut serta menikmatinya tanpa terkecuali.

Bisa kita coba bayangkan akan hal ini sebagai bahan pembelajaran tentabt kestabilan harga pokok yang ada di Indonesia.  Sebagaimana yang kita ketahui bahwa selama pemerintahan Jokowi-Jo harga pangan yang ada selama periode mereka memerintah tidak pernah turun yang ada. Lalu ditambah di dalam lima tahun terakhir ini dimana biasanya dialami saat waktu lebaran ; harga akan perlahan-lahan menjadi turun. Tetapi ; tahun ini malah yang terjadi harga komoditas justru menjadi naik. Sebut saja misalnya harga untuk bawang ; cabai ; dan gula yang tentunya akan mengalami kenaikan selama musim lebaran tiba. 

Nah tentunya harapannya adalah agar mendag yang baru menjabat untuk periode sekarang ini yaitu Bapak Enggartiasto dapat melakukan koordinasi dan komunikasi yang efektif tentunya di antara instansi pemerintah dan pedagang pasar untuk dapat menstabilkan harga pangan yang ada di Indonesia terutama di saat musim lebaran. 

Tak bisa dipungkiri, selama pemerintahan Jokowi-JK harga pangan tak pernah turun. Dalam lima tahun terakhir, biasanya setelah Lebaran, harga perlahan turun. Tapi, tahun ini, harga beberapa komoditas justru naik. Sebut saja, misalnya, harga bawang, cabai, dan gula yang naik setelah Lebaran. Jadi, sangat diharapkan agar mendag baru mampu melakukan koordinasi dan komunikasi aktif di antara instansi pemerintah dan pedagang pasar untuk stabilisasi harga.

Adapan ketetapan-ketetapan lainnya yang disampaikan oleh pemerintah dalam menjaga kestabilan harga pokok ini. Yang mana penetapan harga juga akan dibuat terpisah menjadi harga medium dan premium. Kemendag berusaha untuk menetapkan ketetapan tersebut tentunya bukan berdasarkan alasan yang dapat diterima bersama. Yang mana penetapan dari harga tersebut tidak boleh lebih dari yang sudah ditetapkan berikut. Di luar beras medium dan premium kemendag menetapkan kategori beras khusus yang mana dijelaskan lebih lanjut penetapan harganya tidak boleh dari yang sudah ditetapkan itu yang digarisbesarkan. 

Mengapa hal-hal yang berkaitan dengan beras sampai di pisah menjadi 2 bagian tersebut. Alasannya bisa saja karena beras yang ada selama ini kita beli dan makan untuk bahan basar kita sehari-harinya terbagi menjadi 3 bagian besar beras. Di antaranya beras medium; beras premium dan beras khusus. Karena ada 3 spesisfikasi mengenai beras ini tentunya tidak akan dibuat serumit yang ada namun sebaliknya dibuat sesederhana mungkin ; simplifikasi. Itulah yang coba dibenahi tentang harga beras yang ada di Indonesia.

Ya itulah yang terjadi di dalam ri ini beberapa hari ini mengenai kestabilan harga pokok. Di mana tentunya tidak mudah untuk menstabilkan harga pokok yang ada untuk masa-masa sekarang ini. banyaknya persaingan yang terjadi ;banyaknya lawan atau rival yang ada yang menyebabkan dan menyikapi dalam menstabilkan harga yang ada. Tetapi bukan dengan cara melawan akan tetapi tentunya dengan menjadikan partnership yang baik. Atau dengan kata lainnya revitalisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun