Mohon tunggu...
Odjie Samroji
Odjie Samroji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Guru, Penulis Buku, Seniman -

Penulis Buku, Mujahid yang mencoba istiqomah berjuang di lembaga pendidikan pesantren model Boarding School di Yogyakarta, Hoby nonton bola, suka bersepeda, hidup sederhana dan berupaya menjadi manfaat bagi sesamanya. www.masodjie.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rapimnas FOPPSI, Saatnya Para Pejuang Data Merajut Asa

5 Juli 2017   17:02 Diperbarui: 5 Juli 2017   19:42 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOPPSI (Forum Operator Pendataan Pendidikan Seluruh Indonesia) merupakan forum resmi sebagai wadah perjuangan para operator sekolah yang mengelola aplikasi pendataan yang dikenal dengan aplikasi Dapodik disetiap sekolah. Jika melihat perjuangan para operator data ini dari berbagai forum diskusi sejak beberapa tahun terakhir terlihat gelombang asa yang muncul dari mereka semakin besar. Hari ini Kamis s/d Sabtu tanggal 6 s/d 8 Juli 2017 menggelar Rapimnas 2017 di kota pahlawan Surabaya. Para pengurus perwakilan operator sekolah dari berbagai daerah ini menggelar pertemuan berkala nasional sekaligus sebagai ajang konsolidasi menyatukan visi dan misi organisasi

Sejak aplikasi Dapodik diluncurkan tahun 2012 yang lalu, sistem informasi pendataan pendidikan dari sekolah menjadi lebih mudah. Pemerintah menjadi sangat terbantu dengan aplikasi berbasis sinkronisasi online ini. Data pendidikan di kementerian pendidikan menjadi angka indah yang mudah dinikmati oleh siapapun, hanya dengan klik download kita bisa melihat statistik data pendidikan di Indonesia. Termasuk data guru bersertifikasi yang bisa tersenyum bahagia memperoleh tunjangan dari pemerintah, semua menjadi mudah dengan tekhnologi. Namun dibalik itu semua, tidak banyak yang tau bahwa data-data tersebut dikirim dari sekolah langsung melalui proses sinkronisasi dikirim oleh server aplikasi Dapodik, data diinput, diverivikasi, dan divalidasi oleh para operator yang ada disetiap sekolah.

Keberhasilan program pendataan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran Operator Sekolah. Merekalah pihak yang berperan penting dari keberhasilan dan kevalidan data kondisi sekolah, pendidik, maupun peserta didik. Ditangan para Operator inilah nasib semua data yang ada di sekolah di tentukan. Ditengah kemajuan tekhnologi kehidupan ditawarkan dengan semua kecanggihan, hampir semua pekerjaan dan lembaga menggunakan sistem online. Proses pengelolaan data ini membutuhkan peran operator yang memiliki keahlian khusus selain mampu menguasai teknologi terutama komputer, operator juga dituntut untuk siap melakukan sinkronisasi kapanpun dan dimanapun dengan akses internet. 

Tak jarang mereka harus meluangkan waktu hingga larut malam menunggu akses internet dengan biaya kuota dari kantong mereka sendiri. Kisah perjuangan para operator sebenarnya sudah menjadi bahan diskusi internal mereka melalui berbagai media sosial yang mereka miliki. Kegelisahan operator mulai muncul manakala pekerjaan yang dibebankan kepada mereka dirasa begitu berat, peningkatan kompetensi para operator dengan bimbingan tekhnis (bimtek) aplikasi Dapodik yang setiap saat harus diupdate belum diperoleh secara maksimal. Selain itu perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan operator yang sebagian besar adalah tenaga lepas (honorer) ataupun Guru Tidak Tetap (GTT) yang merangkap sebagai operator disekolah menambah ketidakpastian nasib mereka.

Ditengah kebanggan mereka dengan sebutan para pejuang data yang mengelola data pokok pendidikan, mulai dari iput data, verifikasi dan validasi data peserta didik, guru dan tenaga kependidikan yang saling terkait terselip kegalauan yang mendalam tentang ketidakpastian nasib mereka. Pasalnya, sebagian dari mereka menerima honor dari sekolah yang berasal dari dana BOS dengan besaran yang jauh dibawah dari upah minimum setempat. Sebagian lagi dari mereka juga adalah guru yang merangkap, lebih tepatnya Guru Tidak Tetap yang juga memiliki kegelisahan nasib untuk sejahtera.

Momentum berkumpulnya para pengurus FOPPSI kali ini semestinya menjadi perhatian khusus bagi siapapun yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan di negeri ini. Bagi satuan pendidikan, bersama pemerintah daerah melalui Dinas terkait harapannya bisa memberi ruang bagi organisasi profesi ini untuk hadir mendukung profesionalisme kerja para operator sekolah didaerah masing-masing. Terbentuknya pengurus FOPPSI diberbagai daerah adalah bagian dari indikasi bahwa para operator membutuhkan wadah berkumpul memperjuangkan hak dan nasib mereka. Bagi FOPPSI sendiri Rapimnas bukan hanya sekedar ajang curhat dan beradu cerita gelisah, namun inilah kesempatan bagi para operator untuk merapatkan barisan perjuangan. Forum ini menjadi wadah diskusi serius yang melahirkan konsolidasi dan koordinasi bagi FOPPSI kedepannya.

Melalui FOPPSI para operator berjuang menyatukan diri untuk menyamakan cita-cita mengharap datangnya sebuah perhatian dari pemerintah. Tentu perhatian yang paling mereka nantikan adalah pengakuan keberadaan operator sekolah yang tertuang dalam peraturan pemerintah melalui penyempurnaan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah. Bagi para operator yang merangkap sebagai guru, harapan mereka tentu saja dengan diakuinya tugas tambahan sebagai operator sekolah bagi mereka. Dapodik adalah program aplikasi yang diluncurkan pemerintah untuk memudahkan proses pendataan pendidikan. Sudah semestinya perhatian pemerintah bukan hanya pada program aplikasinya yang terus mengalami penyempurnaan, penting juga memperhatikan nasib SDM yang menjadi petugas pengelola aplikasi tersebut yaitu para Operator Sekolah.

Bagi para operator sekolah, sudah saatnya momentum Rapimnas yang digelar di kota Pahlawan ini menyemangati perjuangan mereka untuk terus berjuang dengan peningkatan kinerja yang lebih baik. Kegelisahan dan jutaan keluhan akibat ketidapastian nasib yang mereka rasakan hendaknya tetap disalurkan melalui forum dan cara-cara yang tepat. FOPPSI merupakan forum yang bisa menjadi jembatan untuk berjuang merajut asa bagi para operator untuk lebih profesional dan sejahtera. Boleh saja mengeluh, namun profesionalisme perlu tetap dijaga. Tahun Ajaran baru 2017/2018 tinggal beberapa hari kita jelang, Semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan termasuk para Operator Sekolah perlu menyiapkan diri dengan pekerjaan rutin diawal tahun ajaran dengan semangat untuk bekerja lebih baik demi data pendidikan yang tepat dan akurat. Melalui Rapimnas FOPPSI 2017, saatnya operator sekolah bersatu merajut asa untuk lebih profesional dan sejahera. Semoga !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun