Mohon tunggu...
Mangapul Sagala
Mangapul Sagala Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Dosen

Alumnus Fakultas Teknik UI Doctor Theology dari Trinity Theological College, Singapore, Cambrige, Roma.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebangkitan Kristus dan Kepastian Hidup Orang Percaya

1 April 2018   06:09 Diperbarui: 1 April 2018   08:33 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SELAMAT PASKAH BAGI BAPAK/IBU/SDRKU YTK,

Kristus bangkit soraklah, demikian syair lagu pujian yang sangat terkenal dan membahana!

Lagu tersebut merupakan lagu kemenangan yang diciptakan oleh Pdt. Charles Wesley. Lagu itu digubah berdasarkan kebenaran Alkitab yang tidak tergoyahkan. Mengapa? Saya memberikan beberapa catatan penting.

 1. Mari kita sadari bahwa berita kebangkitan Kristus merupakan keunikan dan keistimewaan Kekristenan  yang tidak dapat disangkal. Berita itu tidak dapat disejajarkan dengan agama dan kepercayaan mana pun.  Karena itu, nampaknya ada kelompok yang mencoba menggugat dan meragukan ajaran  tersebut. Mereka menuntut bukti-bukti yang menurut mereka meyakinkan.

 2. Namun, apakah kebangkitan Kristus perlu dibuktikan?  Sebelum seseorang membuktikannya, perlu kita perhatikan bahwa masalah  penolakan kepada kebangkitan Yesus, bukanlah karena kekurangan bukti,  tetapi terletak kepada kurangnya kemauan dan kemampuan mengimani semua  informasi yang ada. 

 3. Ini adalah satu kenyataan yang tidak  dapat disangkal, bahwa seluruh Perjanjian Baru ditulis dari perspektif  kebangkitan Yesus Kristus. Sebenarnya, apa yang dituliskan oleh  penulis-penulis Perjanjian Baru, khususnya Matius, Markus, Lukas dan  Yohanes merupakan bukti nyata dan konkrit, sesuai dengan fakta dan  realita yang mereka alami sendiri. 

 4. Fakta-fakta itu juga yang  disodorkan oleh rasul Paulus dalam 1Kor.15, yaitu satu pasal  yang  sedemikian jelas dan gamblang menguraikan fakta kebangkitan Kristus  serta implikasi dari kebangkitan tersebut. 

 5. Namun apa yang  terjadi? Cukup banyak orang yang tetap tidak mampu menerimanya.  Sebaliknya, mereka mencoba membangun  teori baru, sesuai dengan apa yang  mereka 'imani' untuk melawan fakta kebangkitan tersebut. Sebagai contoh adalah teori halusinasi, atau mayat Yesus dicuri, dan sejenisnya. Itulah yang  dicoba dilakukan oleh segelintir filsuf dan teolog radikal, seperti  David Hume dan Gerd Ludemann.

Ludemann, professor Perjanjian Baru dari  Universitas Gottingen -yang pemikirannya dipengaruhi oleh David Hume-  menolak peristiwa kebangkitan Kristus tsb. Karena itu, dalam bukunya  What really happened to Jesus? A Historical Approach to the  Resurrection, dia menulis: "We can no longer take the statements about  the resurrection of Jesus literally... the tomb of Jesus was not empty,  but full, and his body did not disappear but rotted away." (hal. 134-5).

Jadi, masalah kebangkitan, sekali lagi, adalah masalah beriman atau  kegagalan untuk percaya.

 Dasar yang Kokoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun