Mohon tunggu...
Qinimain Zain
Qinimain Zain Mohon Tunggu... profesional -

Scientist & Strategist (QPlus Management Strategies - Consultant)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah (Kurikulum Pelecehan) Indonesia

17 Maret 2013   03:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:38 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masalah (Kurikulum Pelecehan Pendidikan) Indonesia

(Seri 2: Kurikulum Paradigma Baru Milenium III)

INI keledai yang sama, tetapi dengan pelana baru (Pepatah Afganistan).

Lalu, apa sih masalah (kurikulum pelecehan pendidikan) Indonesia?

Kurikulum 2013 yang akan diberlakukan 15 Juli 2013, terus mendapat kritik keras sampai penolakan berbagai alasan dari berbagai kalangan. Tetapi M. Nuh, Mendikbud berkeras "Tidak ada pembatalan. Kami akan jalan terus," katanya sebelum mengikuti rapat kabinet di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (14/3). Di beberapa kesempatan mengemukakan bahwa kurikulum ini dibuat tidak tergesa-gesa dan telah dikaji sejak tahun 2011. Ia pun gencar melakukan sosialisasi Kurikulum 2013 ke berbagai pihak seperti para guru, kepala sekolah, pengawas, rektor perguruan tinggi negeri dan swasta, pada berbagai forum dan tempat, bahkan di perbatasan. Di kesempatan lain mengungkap, ia juga sadar banyak pihak yang belum menerima Kurikulum 2013, itu menunjukkan banyak yang peduli dengan pendidikan di Indonesia.

Sepertinya tidak ada masalah berarti. Tetapi, cermati berikut ini: “Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya” (Mohammad Nuh - Mendikbud RI, Kurikulum 2013) (Kompas.com, 8/3/13).

Sepertinya juga tidak ada masalah berarti. Bukankah lulusan program pendidikan sekarang telah memiliki kompetensi sikap, pengetahuandan keterampilan? Namun, dalam cara pandang saya (paradigma baru milenium III), kurikulum pendidikan apa pun memiliki masalah besar jika tujuannya lulusan memiliki kompetensi sikap, ilmu pengetahuan dan keterampilan, sedang kurikulum programnya sebatas kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ini pelecehan pendidikan. Artinya, yang ditanam jengkol (pengetahuan) maka yang dipetik pasti jengkol (pengetahuan). Tidak mungkin, yang ditanam jengkol (pengetahuan), yang dipetik ingin jeruk (ilmu pengetahuan). Mustahil. Tetapi, bukankah semua orang belajar ke sekolah atau di mana pun untuk menuntut ilmu (pengetahuan), tidak menuntut pengetahuan belaka? Seperti pepatah, tuntutlah ilmu (pengetahuan), walau sampai ke negeri Cina.

Jadi, jelas masalah (kurikulum pelecehan pendidikan) Indonesia? Dan, tinggal terus menanam kompetensi pengetahuan (jengkol) dan mengkhayal menganggap buahnya adalah kompetensi ilmu pengetahuan (jeruk). Atau, berusaha memastikan menanam kompetensi ilmu pengetahuan (jeruk) lebih dahulu sehingga bagaimana pun buah yang dipetik nanti pastilah ilmu pengetahuan (jeruk)!

POHON yang buruk akan menghasilkan buah buruk pula (Pepatah Denmark).

BAGAIMANA Strategi Anda?

Bersambung (Seri 3: Kurikulum Paradigma Baru Milenium III).

Wajib Dibaca:

1.Mohammad Nuh: http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/08/08205286/Kurikulum.2013

2.Qinimain Zain: http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/07/masalah-ipa-meremehkan-ips-indonesia/

3.Qinimain Zain:http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/20/masalah-asal-asalan-pendidikan-indonesia-472742.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun