Mohon tunggu...
Ahmad Zainul Muttaqin
Ahmad Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... profesional -

Simple person with a complicated mind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kakek Kita Adam AS, Korban Rasisme Pertama dalam Sejarah

31 Juli 2016   19:13 Diperbarui: 1 Agustus 2016   21:29 5481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adam as Korban Rasisme Pertama dalam Sejarah

Siapakah korban rasisme pertama dalam sejarah?

Dialah kakek kita Adam A.S. Sejak pertama kali diciptakan, ia sudah menjadi korban rasisme dari makhluk yang bernama Iblis. Kakek kita ini sejak baru pertama kali membuka matanya dan merasakan kehidupan, ia sudah menjadi sasaran kebencian SARA dari sesama makhluk Tuhan yang merasa dirinya lebih tinggi dari segi ras dan penciptaan

Diceritakan oleh Allah dalam Qur'an, ketika Iblis menolak bersujud kepada Adam, "Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku?, Jawab Iblis: "Aku lebih baik darinya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah". (QS 38: 75-76).

Perhatikan apa yang dikatakan Iblis, "Ana khairum minhu" >> Aku lebih baik darinya. Lihat bagaimana rasa sombong Iblis membuatnya menjawab Tuhan dengan argumen rasis yang paling bodoh. Dengan pede-nya ia berusaha "mengingatkan" Tuhan bahwa dia tercipta dari api, sementara "anak baru" yang bernama Adam itu hanya tercipta dari tanah, dan tidak layak baginya bersujud pada Adam. 

Rasa 'superior' dan kesombongan ras telah membuat Iblis menolak menghormati Adam dengan argumen faqir rasionalitas. Lalu bagaimana mungkin Tuhan tidak murka dengan argumen rasis tersebut, padahal Adam adalah makhluk yang Dia ciptakan dengan "Tangan-Nya" sendiri ? Lalu apa bedanya dengan segolongan manusia yang hari ini berkata, "Saya keturunan Arab lebih mulia daripada Ajam (non-arab)" atau yang berkata, "Saya orang melayu lebih punya hak dibanding orang Tionghoa". Tidakkah anda bisa mengambil pelajaran dari kisah Iblis?

Bagi Iblis tentu tidak level di matanya harus bersujud pada Adam, karena Adam baginya tidak lebih dari "seonggok" lumpur hitam yang diberi bentuk. 

"Tatkala Iblis membangkang untuk bersujud kepada Adam, ia berkata: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia (basyar) yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk!” (QS 15: 33).

Dalam ayat itu Iblis menyebut manusia dengan kata "Basyar", dimana ia mengacu pada penciptaan jasad dan ras-nya. Manusia dari ras Thin (tanah) dan Iblis dari ras Nar (api). Ya, lagi-lagi soal Ras.

Inilah yang terjadi ketika seorang makhluk melihat makhluk lainnya hanya dari segi 'Nafs Basyari' (sifat hewani: makan minum, berhubungan sex dll) bukan dari segi 'Nafs Insani'-nya. Baginya, makhluk baru bernama manusia itu tak lebih tinggi daripada hewan. Padahal yang membedakan antara manusia dan hewan adalah dari segi 'Nafs Insaniyah'-nya, dan ini yang tidak disadari Iblis.

Ego Iblis yang melihat makhluk lainnya secara rasis hanya dari segi zahir-nya membuat Tuhan murka, sehingga Tuhan tanpa 'babibu' mengusir Iblis dari surga kendatipun ia adalah makhluk yang selama ribuan tahun sangat bertauhid dan taat beribadah. Allah berfirman, "Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina!’ (QS 7: 13)

Dalam hal ini, bahkan sifat rasisme Iblis lebih bisa "dimaklumi" dibandingkan rasisme manusia terhadap manusia lainnya. Iblis dan manusia memang beda asal penciptaan. Yang lebih membuat geleng-geleng kepala adalah ketika adanya manusia yang bersikap rasis terhadap sesama manusia lainnya, padahal sama-sama tercipta dari saripati tanah dalam setetes sperma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun