Mohon tunggu...
Santi Rizkiyanti
Santi Rizkiyanti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Jember, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Kosentrasi Ekonomi Moneter Angkatan 2012.

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen Risiko Penting Bagi Stabilitas Keuangan

4 Juni 2015   10:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Santi Rizkiyanti*)

 

Pasar keuangan Indonesia menawarkan berbagai macam produk keuangan (obligasi) seperti obligasi negara (SUN), ataupun ORI. Perkembangan obligasi negara dan obligasi korporasi di Indonesia cukup baik setelah sempat tertekan di tahun 2008, yang disebabkan oleh krisis keuangan global dan berimbas pada pasar keuangan dan perekonomian Indonesia. Sejumlah dana asing yang tertanam di Indonesia terkoreksi akibat krisis global tersebut, depresiasi rupiah terhadap dollar AS juga menjadi momok perlemahan pasar keuangan dan pasar domestik (sektor riil). Namun, pasca krisis tersebut pasar keuangan domestik (transaksi) mampu bangkit kembali hingga saat ini. Kebijakan moneter dan fiskal serta kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian menjadi kunci bagi stabilitas pasar keuangan suatu negara, khususnya kebijakan dalam upaya menarik investor-investor asing untuk menanamkan dananya di Indonesia baik dalam bentuk saham maupun obligasi.

Perhatikan Kondisi Makro Ekonomi

Perkembangan pasar keuangan tidak dapat lepas dari kondisi makro ekonomi suatu negara. Laju inflasi merupakan salah satu instrumen dalam makro ekonomi yang tidak hanya mempengaruhi permintaan dan penawaran pada pasar barang namun juga akan berpengaruh pada pasar keuangan. Laju inflasi yang cenderung berfluktuatif liar akan dapat menekan penerbitan pada obligasi, khususnya obligasi korporasi yang pernah dirasakan oleh pasar keuangan Indonesia di tahun 2008 ketika terjadi krisis keuangan global. Korporasi akan lebih berminat untuk mengambil sumber pembiayaan dari perbankan yang menawarkan biaya pinjaman yang relatif lebih rendah. Sehingga laju inflasi perlu diperhatikan, begitupula dengan tenor obligasinya. Karena tenor yang cukup panjang diperkirakan akan memiliki risiko yang relatif tinggi pula, meskipun yield yang ditawarkan cenderung lebih tinggi. Jadi, bagi pemula yang ingin mencoba investasi obligasi harapannya dapat memilih obligasi dengan tenor yang lebih pendek (jika ingin investasinya aman) dan sebaliknya jika ingin memperoleh return yang tinggi, maka obligasi jangka panjang-lah yang menjadi pilihan.

Risiko Default (Gagal Bayar)

Kemungkinan atau potensi adanya gagal bayar dapat mempengaruhi performa dari pasar keuangan dan akan mengganggu stabilitas pasar tersebut, sehingga dalam kondisi ini pasar membutuhkan peran otoritas moneter sebagai upaya penanggulangan risiko. Menatralisir dan menenangkan pasar keuangan merupakan salah satu tugas yang diemban otoritas moneter. Tindakan tersebut dilakukan agar risiko defult tidak berdampak sistemik, artinya risiko tersebut dapat menyebar dan mengganggu kinerja sektor-sektor lain, yang akhirnya akan menurunkan kepercayaan masyarakat dan investor pada pasar uang. Risiko gagal bayar pada umumnya menunjukkan kemampuan dari seseorang untuk memenuhi kewajibannya, dimana debitur tidak mampu melakukan pembayaran bunga atau melunasi nominal obligasi jatuh tempo. Sehingga, masyarakat perlu memperhatikan potensi risiko dari sebuah obligasi yang ditawarkan, khususnya risiko default.

Sebagai informasi lebih lanjut, jika masyarakat (khususnya pemula) yang ingin membeli sebuah obligasi. Alangkah baiknya jika memperhatikan ranking (kualitas) dari beberapa obligasi korporasi yang ada, jikapun dinilai berisiko masyarakat berpindah pada obligasi pemerintah yang cenderung memiliki kemampuan dan risiko yang relatif rendah. Manajemen dalam pengalokasian dana yang akan diinvestasikan juga perlu diperhatikan, misalnya dengan melakukan peramalan pada perubahan beberapa instrumen makro ekonomi dan prospek perekonomian domestik di masa yang akan datang. Korporasi yang berpayung hukum dapat menjadi nilai plus bagi keamanan obligasi, mengingat perkonomian dan pasar keuangan domestik juga dapat berfluktuatif setiap saat (khususnya apabila ada faktor eksternal seperti kondisi perekonomian global).

 

*) Mahasiswi Konsentrasi Moneter 2012, Jursan IESP, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun