Mohon tunggu...
Dewi Sumardi
Dewi Sumardi Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel dan ibu Rumah Tangga

IRT. \r\nMenulis untuk berbagi manfaat. \r\n Buku : 1. Let's Learn English Alphabethical A-Z, oleh nobel edumedia 2. Buku Keroyokan "36 Kompasianer Merajut Indonesia", oleh Peniti Media 3. Buku Keroyokan "25 Kompasianer Wanita Merawat Indonesia" oleh Peniti Media 4. Novel "Duka Darah Biru", penerbit Jentera Pustaka 5. Novel "Janji Di Tepi Laut Kaspia' oleh penerbit BIP 6. Novel " Ada Surga Di Azzahra" oleh penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Kecil untuk Anakku - Selamat Ulang Tahun yang Ke 17

21 Maret 2014   11:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 5669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_327620" align="alignleft" width="300" caption="dokpri "][/caption]

Nak ijinkan hari ini Mama menulis sedikit kisah tentang dirimu ...
Berawal tentang adamu Nak, Engkau hadir di kandungan mama enam bulan setelah Mama dan Papa menikah. Senang luar biasa, itulah yang kami rasakan saat itu. Mamapun mempercayakan perkembanganmu pada seorang dokter kandungan wanita di sebuah rumah sakit Islam di Jakarta Timur, dokter Ita namanya. Awal engkau ada di kandungan Mama, terdeteksi ada virus toksoplasma tapi menurut dokter tidak berbahaya bagi perkembanganmu. Tidak heran, karena dari kecil Mama adalah pencinta kucing dan di rumah tempat Mama dan Papa tinggal ada beberapa ekor kucing yang kami pelihara. Alhamdulillah Mas Hanif tetap tumbuh sehat di dalam kandungan Mama.
Berbicara tentang ngidam, setelah melewati fase morning sickness, mama menjadi pencinta gulai kepala ikan. Hampir setiap hari, Papa menyempatkan diri untuk mampir di rumah makan padang belakang kantor dan membawa pulang seporsi gulai kepala ikan, tak pernah bosan rasanya mama menyantapnya. Ada lagi cerita lain tentang ngidam, kala itu Mama ingin sekali makan soto yang terkenal di Semarang. Ketika itu, di Jakarta baru buka satu atau dua cabang. Tetapi ternyata sampai di restoran itu, mama hanya cukup memandang semangkok soto tanpa memakannya ... Kenyang :)
Dan kalau bercerita tentang kelahiranmu, setelah menahan sakit berjam-jam akhirnya Mas Hanif hadir di dunia tepat pukul 23.50 wib dalam keadaan sehat wal afiat tanpa kurang satu apapun .. Alhamdulillah ..
Dan engkau hadir di dunia sebelum dokter Ita datang, jadi kelahiranmu cukup hanya ditemani dua orang suster saja .. Hmm, mungkin engkau paham Nak bahwa melahirkan dengan Dokter membutuhkan biaya yang lebih mahal.
****

[caption id="attachment_327621" align="alignleft" width="300" caption="dokpri"]

1395348339273520573
1395348339273520573
[/caption]

Melihatmu tumbuh dan berkembang adalah hal yang luar biasa. Mulai dari tangis panjangmu di pesawat yang membawa kita terbang dari Soekarno Hatta ke Heathrow ketika Mas Hanif berumur tujuh bulan. Tangis yang cukup membuat Mama stress dan akhirnya kelelahan sehingga terpaksa Papa menggantikan Mama menjagamu.
Belum lagi menyadari kelucuan dan usilmu ketika berusia tiga tahun. Saat itu Mas Hanif berlari keluar dari toilet di Schippol dalam keadaan bugil karena Mama akan mengganti pakaianmu. Begitu pula ketika di Ruang Tunggu Bandara Schipol, geli rasanya mendengar percakapanmu dengan teman barumu dari Afrika dengan bahasa yang Mama tak bisa pahami tapi kalian berdua mengerti dan bisa bermain bersama.
Nak, Mamapun masih ingat ketika itu hari pertamamu sekolah. Saat ibu Kepala Sekolah bertanya tentang makanan apa yang disantap pada waktu sarapan pagi, dengan lantang kamu menjawab, " Nasi Padang !!!!!" Sebuah jawaban yang membuat semua ibu guru, orang tua murid dan temanmu tertawa. Padahal temanmu yang lain menjawab roti, coco crunch atau nasi goreng.

****

[caption id="attachment_327622" align="alignleft" width="300" caption="dokpri"]

1395348462819845423
1395348462819845423
[/caption]

Mama bersyukur Mas Hanif adalah tipe anak yang mudah sekali menyesuaikan dengan lingkungan baru. Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dalam dan luar negeri adalah hal yang sering sekali engkau alami. Empat negara asing sudah Mas Hanif tinggali, dengan bermacam-macam teman yang Engkau temui. Meski Mama masih ingat ketika pertama kali Mas Hanif berkumpul dengan teman-teman asing, mama melihatmu hanya bengong sementara teman yang lain berbincang dan bercakap dalam bahasa Inggris. Di benak Mama saat itu terpikir " Kapan anak Mama bisa sefasih mereka?"
Ternyata memang benar, ala bisa karena biasa. Lingkungan mengajarimu dan perlahan kamupun bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik sebagai sarana komunikasimu belajar di Sekolah Internasional.
Mamapun senang karena kamu anak yang senang sekali berteman, bersahabat dan bersaudara, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.

****

Anakku yang baik dan Sholeh,
Terimakasih atas kedewasaan sikap yang selalu Mas Hanif tunjukkan dalam perjalanan hidup kita. Karena tak selalu suka yang engkau alami tapi terkadang dukapun terselip di antaranya. Mama merasa sangat bersyukur memilikimu. Maafkan ketidaksempurnaan mama dan papa sebagai orang tuamu. Begitu banyak kelemahan dan kekhilafan yang kami miliki dalam mendidikmu. Sungguh, kami sangat ingin menjadi orang tua yang terbaik buatmu.
****

Anakku sayang, 17 tahun kini usiamu. Insha Allah masih ada beribu langkah lagi yang kan kau jalani. Cobaan, rintangan dan hambatan pasti kan kau temui. Mungkin tak selalu kemenangan yang kau raih, terkadang satu dua atau bahkan lebih kekalahan yang menghampiri. Mama yakin Mas Hanif pasti kuat dan tegar melewati semua itu. Ibarat sebuah komputer yang sering sekali Mas Hanif bongkar pasang, terkadang harus bekerja keras untuk membuatnya jadi lebih baik lagi. Itulah hidup Nak, harus selalu engkau perjuangkan . Tahun depan, gerbang universitas menantimu. Pilihlah mana yang menurut Mas Hanif paling tepat, yakin dengan minat dan kemampuan untuk bergelut di dalamnya. Karena masa depanmu berawal dari situ.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun