Mohon tunggu...
Irlidiya
Irlidiya Mohon Tunggu... Tutor - Praktisi Pendidikan

Saya seorang widyaiswara di LPPPTKKPTK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

(Bukan) Kabut Asap Penghalang Pendampingan Revitalisasi

23 September 2018   13:58 Diperbarui: 23 September 2018   14:15 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kabar tentang pembakaran lahan yang melanda  Kalimantan menyegarkan kembali ingatanku ketika pertama kali berkunjung ke kota Pontianak sebuan yang lalu. Kehadiranku disambut dengan kepulan asap tebal. Urita yang mewartakan kondisi Kalimantan Barat dari tahun ke tahun dulu hanya dapat kusaksikan di layar tv kini menyata di depan mataku. 

Suasana di kota Pontianak pada saat itu terlihat lengang. Aktivitas warga tampaknya berkurang seiring tebalnya kabut asap. Di sekeliling  terlihat orang-orang dengan wajah tertutup oleh masker. 

Peserta didik mulai dari jenjang TK sampai jenjang menegah bahkan  diliburkan beberapa hari untuk menghindari asap yang sudah tergolong pada level berbahaya berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara yang dirilis oleh BMKG setempat. Di ruang tunggu bandara aku terhenyak, sedari pagi tidak ada aktivitas penerbangan.

Semua pesawat delay dari jadwal yang telah ditetapkan. Pun belum ada satu burung besi yang berani landing. Kulirik ke kanan dan ke kiri, kusaksikan raut wajah penumpang. Sebahagian besar mereka sibuk menatap dan memainkan  gawai yang ada di tangannya. Entah itu adalah sebentuk pelampiasan rasa kecewa atas kondisi yang terjadi. Tetapi sebagian besar seakan terlihat acuh, sepertinya mereka sudah terbiasa dengan kondisi yang memang menjadi agenda tahunan di kota ini.

Pandanganku akhirnya tertumbuk pada dekorasi di sebuah sudut ruangan dengan selembar kain dwiwarna yang dimodel seperti pita. Suasana perayaan hari kemerdekaan RI yang ke-73 masih sangat terasa. Di kedalaman penghayatanku, perayaan hari kemerdekaan di beberapa tempat hanya sebatas euforia dan menjadi sebuah seremonial belaka. Bahkan kalau kita telisik lebih jauh tentang makna kemerdekaan, sebetulnya kita belum sepenuhnya merdeka. 

Merdeka berarti eksploitasi terhadap alam diminimalisir. Merdeka berarti berupaya sedemikian rupa memberi andil dan berkontribusi yang terbaik buat bangsa dan negara tercinta ini. Bahkan kemerdekaan harusnya dimaknai sebagai bentuk gerakan. Gerakan untuk mencari solusi atas permasalahan dan berusaha keluar dari belenggu masalah, termasuk masalah pembakaran lahan yang kerap menimbulkan asap tebal.

Terlepas dari semua itu, tebalnya kabut asap yang menyelimuti area bandara tidak menyurutkan semangatku untuk melangkahkan kaki melakukan pendampingan revitalisasi SMK di SMKN 2 Ketapang. Dengan penuh kesabaran, harus rela menunggu beberapa jam delaynya penerbangan. Sebetulnya untuk sampai di lokasi pendampingan dapat juga diakses melalui jalan darat selama kurang lebih sepuluh jam. 

Namun kupilih untuk melintasi angkasa, dengan harapan dapat menyaksikan pemandangan titik-titik api dari atas. Jarum jam terus berputar dan waktu menunjukkan pukul 11.00 siang. Kabut asap sedikit mulai menipis seiring munculnya sang mentari dari ufuk timur. 

Satu per satu si burung besi pun terbang meninggalkan bandara. Sembari berdoa kulangkahkan kaki menapaki anak tangga pesawat dan mencari posisi seat yang tertera pada boardingpass di tanganku. Terdengar suara awak pesawat menyampaikan bahwa penerbangan akan ditempuh selama 35 menit.

Di bandara Rahadi Oesman, Bu Erini, S.PM., M.Pd.(Kepala SMKN 2 Ketapang) menyambut dengan senyuman dan pelukan. Penerimaannya sangat bersahabat, seakan sudah lama saling kenal. Sesampai  di lokasi pendampingan setelah istirahat sejenak, ku mulai kegiatan pendampingan dengan lebih awal berkoordinasi dengan tim revitalisasi. 

Menyampaikan maksud, tujuan, capaian, dan ruang  lingkup serta output program Revitalisasi SMK. Kegiatan di hari pertama dilanjutkan dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di SMKN 2 Ketapang. Pada kegiatan pendampingan pertama ini,  menghadirkan ketua Komite Sekolah Pak Sugito, SE yang telah beberapa periode menjabat sebagai ketua komite di SMKN 2 Ketapang dan perwakilan pihak DUDI dari Badan Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Koko Hardito, S.ST.Pi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun