Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Yang Tersisa Dari Final Leg Pertama Indonesia VS Thailand

30 Desember 2021   08:51 Diperbarui: 30 Desember 2021   09:11 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada banyak catatan terkait kekalahan Timnas Indonesia melawan Thailand pada Leg Pertama piala AFF 2021, yang berlangsung pada tanggal 29 Desember 2021. Timnas Indonesia yang melaju ke partai Puncak tanpa terkalahkan, dibantai Timnas Thailand 4:0. 

Kekalahan telak ini menuai rasa kecewa yang luar biasa dari para pencinta sepak bola, para fans setia di tanah air. Karena kekalahan melawan Thailand di Final merupakan kekalahan kesekian kalinya Timnas Indonesia dalam upaya untuk menggapai piala AFF. 

Menurut catatan penulis ada beberapa hal yang perlu dibenahi Timnas Indonesia. Pertama, Fisik dan Stamina. Tampak jelas bahwa anak-anak asuhan Shin Tae-Yong kalah stamina melawan para pemain Thailand. Hal itu dipengaruhi pola makan dan pola hidup para pemain Timnas Indonesia. Menurut kesaksian seorang kerabat yang pernah masuk di sebuah restauran orang Thailand, makanan yang disedikan di restauran tersebut kebanyakan sayur, buah-buahan dan daging. Artinya menurut beliau, orang Thailand memiliki menu makanan yang lebih bergizi daripada pilihan makanan orang Indonesia. Di Indonesia orang lebih suka makan banyak nasi daripada sayur-sayuran, buah-buahan dan daging. Saya pernah membaca pola hidup dan pola makan seorang superstar Christiano Ronaldo. Beliau sangat memperhatikan pola hidup sehat sebagai seorang olahragawan, sehingga Ronaldo lebih memilih minum air putih daripada minum bir. 

Pola makan dan kebiasaan makan setiap hari di rumah tentu mempengaruhi pilihan menu seorang pemain bola. Saya mengamati permainan para pemain Thailand (tadi malam), mereka bermain dengan intensitas tinggi dan cepat karena didukung oleh pola latihan yang bagus, juga karena asupan gizi yang baik untuk seorang pemain bola, sehingga otot-otot mereka siap bekerja untuk bermain dalam tempo tinggi. Berbeda dengan kesiapan kondisi fisik pemain Indonesia. Para pemain muda Timnas Indonesia di bawa asuhan Shin Tae-Yong bermain dengan pergerakan yang tidak terlalu cepat bahkan cenderung lambat, sehingga pergerakan mereka mudah didikte lawan.

Kedua, soal teknik dasar bermain bola. Dalam pertandingan final leg pertama (tadi malam) sangat kelihatan salah passing yang dilakukan para pemain Timnas. Para pendukung Timnas yang menonton lewat layar kaca, sangat menyayangkan kesalahan passing yang dilakukan beberapa punggawa Timnas. Hal itu terjadi karena selain faktor mental, juga karena teknik dasar passing bola antar pemain yang tidak dilatih secara serius. Sehingga ketika melakukan passing bola dalam tekanan (pressing) pemain lawan, para punggawa Timnas sering melakukan salah passing. Counter attack (serang balik) tidak bisa berjalan dengan baik kalau teknik dasar passing bola tidak dilakukan dengan baik.

Ketiga, tentang mental pemain. Memang perlu dipahami bahwa para pemain muda Timnas Indonesia dalam final AFF kali ini adalah para pemain muda yang minim pengalaman. Sehingga kelihatan sangat jelas bahwa mereka tertekan ketika Thailand unggul cepat pada menit-menit awal babak pertama. Hal tersebut bisa dimaklumi dan menjadi bahan evaluasi bagi tim pelatih untuk pertandingan final leg kedua nanti. 

Karena itu, hemat saya Timnas Indonesia selain melakukan evaluasi untuk pertandingan leg kedua nanti, juga melakukan evaluasi secara menyeluruh. 

Pertama, mesti dievaluasi  terkait dengan teknik dasar sepak bola yang mesti dikuasai dengan baik  oleh para pemain. Teknik dasar melakukan passing dan kontrol bola harus menjadi menu latihan rutin dan harus dikuasi oleh para pemain Timnas dalam kondisi sulit dan saat ditekan lawan. Teknik dasar ini harus dilatih secara serius, sebelum teknik individu lainnya dikembangkan para pemain.

Kedua, Asupan gizi dan pola hidup sehat yang mesti ditanamkan sejak dini, agar para pemain memiliki kebugara fisik yang dibutuhkan oleh tuntutan sepak bola modern. Pola hidup sehat dan asupan gizi menjadi gambaran umum di Indonesia, karena pemerintah Indonesia tidak mempedulikan kesehatan para warganya. Berbeda dengan negara-negara seperti Jepang dan Korea, misalnya, yang sangat memperhatikan pola hidup sehat dan gizi yang baik untuk warga negaranya. Di Indonesia kondisi ideal sulit didapatkan karena untuk makan dan minum saja setiap warga negara berjuang sendiri-sendiri. Sehingga pola makan dan pola hidup yang tidak sehat berdampak pada para pemain sepak bola dan Timnas Indonesia. Fisik dan stamina para pemain kita sangat lemah kalau dibandingkan dengan fisik dan  stamina ideal seorang pemain sepak bola di liga-liga Top Eropa. 

Catatan-catatan ini muncul dari rasa prihatian penulis terhadap keinginan para fans sepak bola Indonesia yang ingin menyaksikan kesuksesan sepak bola tanah air, paling kurang di level Asia Tenggara.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun