Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Originalitas Kepemimpinan Jokowi

26 Maret 2019   17:01 Diperbarui: 26 Maret 2019   17:11 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jokowi Sebagai Referensi

Sejak dideklarasikan sebagai capres oleh ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sosok Jokowi menjadi presiden sudah meluas di jejaring sosial dan perbincangan harian masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena ada yang merasa mendapatkan kompetitor baru dalam pilres, juga karena sebagian masyarakat merasa tugas Jokowi membangun dan membereskan problem Ibu Kota (Jakarta) belum tuntas. Namun, majunya Jokowi dalam bursa calon presiden menjadi berita gembira bagi seluruh rakyat Indonesia yang sudah mendengar desas-desus tentang sosok kepemimpinannya yang merakyat. 

Masyarakat Indonesia mau menyaksikan presidennya menyapa mereka dalam kesederhanaan harian warganya. Masyarakat di pelosok Indonesia yang terpencil dan jauh dari hiru pikuk pembangunan ingin menyapa langsung sang presiden yang mau hadir bersama dalam kesederhanaan mereka dan membangkitkan semangat mereka untuk bangun dari keterpurukan hidup. Walaupun Jokowi berpenampilan terlalu sederhana cenderung deso (watak kedesaannya), namun masyarakat Indonesia yang kebanyakan warga desa dan terbelakang membutuhkan seorang pemimpin yang mencintai kesederhanaan dan tidak berpenampilan mencolok agar bisa berjabatan tangan dengan rakyat, menyapa rakyat dalam keterbelakangannya. 

Oleh karena itu, rakyat membutuhkan sosok presiden yang tampil sederhana, memahami kondisi warga negaranya, dan membuat rencana pembangunan yang realistis dan tepat sasar. Itulah sosok yang terpancar dari ke-desa-an seorang Jokowi yang oleh lawan politiknya, dikatakan tidak pantas menjadi presiden RI.

Akhirnya, untuk lima tahun mendatang masyarakat Indonesia membutuhkan calon pemimpin yang berani menampilkan orisinalitas, otentisitas gaya kepemimpinan, bukan pemimpin yang suka membangun citra diri dengan meniru style blusukan pemimpin lain, bukan pemimpin yang minim kreativitas dan tidak mampu menyapa rakyat dalam kesederhanaan dan keterbelakangannya. 

Masyarakat menghendaki calon pemimpin yang mampu membangkitkan dan membangunkan warganya dari keterpurukan ekonomi dan pembangunan sambil menawarkan alternatif pembangunan yang konstruktif, serentak melakukan kontrol ketat agar alternatif tersebut berjalan sesuai rencana sehingga kesejateraan sosial dirasakan oleh semua warga bangsa.

*Penulis: Alumnus Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Anngota KMK Ledalero, Praktisi Perusahaan, dan Pendiri Serikat Tani di Anaranda 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun