Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompas Tidak Netral, Ada Apa?

24 Maret 2019   18:48 Diperbarui: 24 Maret 2019   19:33 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ada kutipan yang beredar luas di grup-grup Whatsapp berbunyi demikian: "Mulai Sekarang Stop Beli Koran ini karena sudah mulai Subjektif Bagai Koran Milik Partai Politik". 

Komentar tersebut berawal dari berita "Harian Kompas Edisi Jumat, 22 Maret 2019 yang mengulas deklarasi Aliansi Pengusaha kepada Prabowo yang dilaksanakan Kamis, 21 Maret 2019 di Gedung Theater. Sementara pada hari yang sama Deklarasi dukungan oleh 10.000 pengusaha dari Kadin di Gor Senayan yang dihadiri Jokowi sama sekali tidak diberikan oleh Harian Kompas. 

Di Kompas TV pun liputan acara Deklarasi Jokowi hanya beberapa detik saja. Liputan untuk Prabowo lebih lama, lengkap dengan Pidato Prabowo. Jadi, sudah jelas Kompas grup berpihak kepada Prabowo dan Khilafah."

Ada beberapa catatan kritis yang patut saya berikan terhadap tuduhan subjektif tersebut.

Pertama, Kompas adalah media yang netral. Yah, netral sejak dari ide awal pembentukan Kompas. Kompas selalu memberikan pencerahan melalui informasi yang kredibel (terpercaya), tidak memihak siapa pun di negeri ini. Karena itu, tidak benar tuduhan subjektif tersebut.

Kedua, jika Harian Kompas dan Kompas TV memberitakan dengan sangat terbatas Dekalarasi Jokowi, maka hal itu tidak ada hubungannya dengan spirit netralitas Kompas grup. Publik pembaca harus juga tahu bahwa proses redaksional dan editing berita bukan hanya suatu proses ecek-ecek. Semua orang penting Kompas terkait pemberitaan pasti sudah berdiskusi panjang lebar dan menguras energi dan tenaga untuk memuat sebuah berita atau meliput deklarasi paslon tertentu. 

Pada iklim Pipres seperti ini, banyak pihak yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan tertentu. Jadi, pembaca Kompas harus yakin bahwa kompas media yang netral. Dan hal itu sudah teruji bertahun-tahun sejak awal berdirinya Kompas. 

Ketiga, Jika Kompas mulai tidak netral dan subjektif, maka kompas sedang keluar dari semangat awalnya, yaitu semangat awal pendirinya. Penilaian terhadap ketidaknetralan Kompas grup tidak bisa dilihat hanya dari satu kasus tertentu. Penilaian subjektif tersebut, harus segara diobjektivikasi melalui penelitian media yang mendalam.

Orang mesti mendalami tulisan dan berita-berita di Kompas bertahun-tahun, agar penilaian itu objektif dan komprehensif. Mungkin teori yang dipakai adalah teori kritis media, yang ditelurkan oleh pakar media, agar "pisau" bedah yang dipakai tepat sasaran.

Oleh karena itu, para peng-kritik media terutama yang subjektif menilai Kompas tidak netral, segeralah Anda membuat penelitian yang serius, agar penilaian yang tergesa-gesa tersebut dapat dibenarkan, sehingga tidak menyesatkan masyarakat pembaca Kompas di tahun politik ini.

Kebenaran yang hakiki mesti diuji terus-menerus, agar diskursus tentang kebenaran diterima semua pihak dan tidak menindas pihak lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun