Mohon tunggu...
Tyo Andi Nugroho
Tyo Andi Nugroho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Bagaimana Menjaga Sistem Keuangan Agar Tetap Stabil

25 Oktober 2014   18:44 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan:

Sejarah mencatat pada tahun 1997 menjadi sejarah yang tak akan pernah terlupakan bagi Negara Negara di kawasan asia tenggara terutama di Indonesia krisis keuangan atau di Indonesia disebut sebagai krisis moneter membuat ekonomi Negara di kawasan asia tenggara utamanya di Indonesia menjadi lumpuh. Puncaknya pada tahun 1998 negara Indonesia benar-benar di puncak krisis keuangan, dimana keadaan pada waktu itu sangat tragis dan “chaos” terjadi dimana-mana. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar, dan juga tidak stabilnya politik di Indonesia menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan ini. Dengan melemahnya nilai rupiah terhadap dolar menjadikan hutang luar negeri menjadi kian berat, inflasi tak terkendali dan juga aksi penukaran mata uang dolar terhadap rupiah menjadi keuangan di Indonesia semakin berat. Ditambah dengan suasana politik di Indonesia yang tidak stabil menjadikan banyaknya investor dan juga pengusaha enggan menanamkan investasinya di Indonesia. Dan hal tersebut akan menjadi periode yang akan selalu diingat Negara ini.

Sebenarnya krisis tersebut dapat ditarik benang merahnya yakni, karena adanya dampak keuangan yang terjadi di Thailand pada juli tahun 1997 di Thailand yang mempengaruhi nilai mata uang, harga saham, dan harga asset lainnya yang itu juga merembet ke Negara-negara lain salah satunya di Indonesia. Yang kedua, karena situasi politik, dan lemahnya perokonomian di Indonesia, besarnya hutang luar negeri, besarnya inflasi menyebabkan terjadinya krisis keuangan di Indonesia tidak dapat dihindari. Oleh karena itu keuangan yang kuat dan juga stabilitas keuangan yang baik akan menghindari negeri ini dari krisis keuangan jilid 2.

Pentingnya Menjaga Stabilitas Keuangan:

Pentinganya menjaga stabilitas sistem keuangan sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, pengalaman pada tahun 1997-1998 membuat kita menegerti akan pentingnya menjaga stabilitas keuangan. Definisi stabilitas keuangan itu sendiri adalah Sistem keuangan yang stabil dan sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran secara baik.Dan juga Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan (Source:Bank Indonesia).

Sistem keuangan memegang peranan yang penting untuk menyalurkan dana kepada pihak-pihak yang memang membutuhkan dana. Jika sistem keuangan ini tidak stabil maka secara tidak langsung juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi suatu Negara, jika itu terjadi maka dampak yang akan terjadi adalah akan terjadinya krisis keuangan yang pernah terjadi sebelumnya.

Terdapat tiga alasan utama mengapa Stabilitas Sistem Keuangan itu penting. Pertama, sistem keuangan yang stabil akan menciptakan kepercayaan dan lingkungan yang mendukung bagi nasabah penyimpan dan investor untuk menanamkan dananya pada lembaga keuangan, termasuk menjamin kepentingan masyarakat terutama nasabah kecil. Kedua, sistem keuangan yang stabil akan mendorong intermediasi keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kestabilan sistem keuangan akan mendorong beroperasinya pasar dan memperbaiki alokasi sumberdaya dalam perekonomian. (Source: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia Juni 2003). Jika seandainya hal ini tidak dilakukan maka dampak yang akan timbul adalah seperti ketidak percayaan public terhadap sistem keuagan, dan juga apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik maka akan membuat biaya untuk penyelamatan akan sangat tinggi.

Menjaga Agar Sistem Keuangan Tetap Stabil:

Jika berbicara menegenai menjaga agar sistem keuangan tetap stabil, maka peranan Bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga sistem keuangan agar tetap stabil. Salah satu yang harus dilakukan adalah menjaga stabilitas nilai rupiah dan juga melaksanakan kebijakan moneter. Guna mendukung terwujudnya perekonomian nasional dan juga sistem keuangan yang semakin maju dan juga semakin kompetitif kebijakan moneter dititikberatkan untuk memelihara stabilitas nilai rupiah. Untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efisien diperlukan sistem keuangan yang sehat, transparan, terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem pembayaran yang lancar, cepat, tepat dan aman, serta pengaturan dan pengawasan bank yang memenuhi prinsip kehati-hatian hal itu sesuai dengan semangat pembuat Undang-Undang ketika mengundangkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia dan juga perubahannya Undang-Undang 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia

Atas kosekuensi dari lembaga yang menjaga ke stabilan sistem keuangan maka Bank Indonesia selaku bank sentral mempunyai tugas:

a)Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

b)Menjaga kelancaran sistem pembayaran.

c)Mengatur dan mengawasi bank. (Source: M.Djumhana; Hukum Perbankan di Indonesia)

Dalam hal mengatur dan mengawasi bank, hal ini sudah di ambil alih Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan adanya OJK ini sebenarnya akan membantu Bank Indonesia itu sendiri selaku Bank Sentral untuk dapat menjaga ke stabilan sistem keuangan di Negara Indonesia.

Hal itu sesuai dengan Visi, dan Misi Bank Indonesia selaku Bank sentral yakni; Visi bank Indonesia adalah menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Sedangkan misi Bank Indonesia sendiri adalah memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

Dalam hal menetapkan sasaran moneterdengan memperhatikansasaran laju inflasi, sasaran laju inflasi ditetapkan oleh pemerintah. Dalam menetapkan sasaran laju inflasi, pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Jika berbicara tentang inflasi maka hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, karena inflasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya sistem keuangan dan juga melemahkan kinerja ekonomi. Oleh karena itu pengendalian inflasi ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah pusat, tetapi pemerintah daerah juga harus punya peran besar terhadap pengendalian inflasi di daerahnya sehingga perlu dibentuknya TPID (Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Derah). Selain itu Bank Indonesia juga berwenang untuk melakukan operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Dalam hal menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian, hal itu sesuai dengan pasal 10 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

Untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran, sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat, dan lancar dan aman merupakan salah satu prasyarat dalam keberhasilan pencapaian tujuan kebijakan moneter. Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia diberi wewenang untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran melalui kewenagannya dalam menetapkan penggunaan alat pembayaran dan mengatur penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. Bank Indonesia selaku bank sentral harus melaksanakan tugas tugas tersebut agar kestabilan sistem keuangan dapat terjaga dan stabil dan juga Bank Indonesia sebagai the lender of the last resort harus bisa membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menjaga kestabilan sistem keuangan itu sendiri. Tidak hanya Bank Indonesia, Pemerintah sendiri juga harus bisa menjaga iklim politik di negeri ini tetap kondusif. selain itu mempermudah investor yang masuk, atau memperkuat iklim investasi juga akan memperkuat kondisi keuangan kita, serta membatsi impor serta mempermudah para pengekspor yang ingin mengekspor barangnya dengan kebijakan seperti memberi keringanan pajak, atau zero tax bagi eksportir lokal, atau dalam negeri sehingga akan banyak ekspor yang kita dapat, dengan begitu secara tidak langsung keuangan kita akan semakin kuat dan tetap stabil

Penutup:

Agar kejadian pada tahun 1997-1998 tidak terulang lagi, maka keuangan yang kuat menjadi salah satu syarat agar terhindar dari suatu krisis keuangan, selain kekuatan ekonomi atau keuangan, stabilitas atau menjaga stabilitas sistem keuangan juga menjadi hal yang penting stabilitas politik di negeri ini juga memegang peran yang tinggi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan jika berkaca pada tahun 1998. Selain itu Bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia juga harus bisa menjaga stabilitas nilai rupiah sebagai salah satu kebijakan moneter, serta menjaga laju inflasi tetap terkendali, dan juga menjaga kelancaran sistem pembayaran. Jika hal hal tersebut dapat dilakukan secara berkesinambungan maka Stabilitas Sistem Keuangan Negeri in dapat tercaga. Dan tragedy 1998 tidak akan terjadi kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun