Mohon tunggu...
Khoirul Arjuna
Khoirul Arjuna Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Lucky i am a Writer and Librarian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dilema Sang Penasehat Kota

10 Agustus 2020   14:12 Diperbarui: 11 Agustus 2020   17:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:www.perpusbw2.com

Di kota kami, merupakan satu kewajiban mendengarkan wejangan dari penasehat kota setiap sabtu pagi.
     
Semua orang dari berbagai suku, agama, ras, dan kelompok senantiasa berkumpul dan menonton beliau, sembari menunggu kalimat ajaibnya dan kami pun melaksanakannya dengan patuh.

Sang penasehat adalah manusia kharismatik dan sangat dimuliakan. Setiap orang yang mendengar pasti akan terpana dengan kalimat-kalimat yang keluar dari mulut beliau.


Bahkan, karena nasehatnya tingkat perekonomian kota kami semakin hari semakin membaik. Kota Kami menjadi kota yang sangat makmur. Tidak ada lagi fakir miskin, setiap satu orang mampu membantu seratus orang. Kami menjadi masyarkat yang sangat dermawan karena kami tahu harta tidak akan dibawa mati.

Contohnya si Budiman, dulu ia adalah pemulung sampah yang menyisiri setiap gang dan menggaruk beberapa tempat sampah. Namun, saat ini, ia adalah seorang pengusaha di bidang pengolahan limbah. Begitu juga dengan si Cambong, dulu ia hanya menjual jajanan cilok keliling kota dengan sepeda buntutnya, kini ia menjelma menjadi pemilik beberapa restoran. Sungguh-sungguh ajaib motivasi yang diberikan sang penasehat.

Lima tahun sudah kami mengalami kemajuan. Orang kaya ada dimana-mana. Tidak ada lagi orang tua yang menolak pinangan pemuda kota ini. Jangan heran kalau kota lain sangat berharap anak perawannya dipinang oleh jantan-jantan kota kami.

Salah satunya pemuda bernama kandar. Ia berhasil mempersunting Ines, wanita cantik nan sempurna yang sangat kaya raya, keturunan konglomerat. Kulitnya putih kemerahan, beramput hitam namun kadang dibalut hijab, berpipi sedikit chuby, dan  ahhhh matanya sangat indah. Ia kini telah memilki tiga anak hasil percintanya dengan Kandar. Padahal, lima tahun lalu, bukan main penolakan yang dilakukan ayah ines kepada kandar.

Aku ingat sekali kalimat yang diucapkan ayah ines kepada kandar sewaktu ia masih  menganggur, “Pergi sana!!! Dasar pengangguran, beraninya kau melamar anakku, kau punya apa. Ha! bahkan membeli korek telinga pun pasti kau tak mampu.”

Waw. sungguh sakit hati kandar mendengar itu. Tapi entah kenapa ayah ines mengucapkan satu kalimat sebelum menutup pintu, “Buktikan kalau kau pantas meminang anakku.”

Dan kandarpun menyanggupi tantangan Ayah Ines.

Tiba suatu hari, kami mendapat kabar yang sangat mengejutkan. Sang penasehat sudah dipanggil oleh penciptanya. Ia telah pergi meninggalkan kami yang bodoh. Beliau orang berilmu, dia adalah ulama kami, ucapannya adalah panduan kami. Sang penasehat telah meninggal dunia. Kini posisinya digantikan oleh orang lain. Kata mereka dia juga lumayan berilmu.

Di sabtu pagi ia memberikan nasehatnya kepada kami,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun