Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sejak Huruf Menjelma Kata

16 September 2016   21:13 Diperbarui: 16 September 2016   21:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: arsip pribadi

sejak huruf menjelma kata menjelma baris rangkaian makna
sejak itulah diri bertanya, hendak disebut apa sebatang pena
yang setiap hari melangkah
menari lincah di atas bentangan-bentangan masa yang ada
sedari mula, bilangan waktu yang terasa sudah begitu lama
begitu purba hingga nyaris tiada mampu untuk aku terjemah
berdenyut sudah kepala pembungkus gumpal otak yang lemah

sejak huruf menjelma kata menjelma baris mengungkap fakta
sejak itulah pula diri bertanya, hendak disebut apa sebatang pena
yang seakan tiada bosan alirkan tinta
mengurai jurai pertalian panjang jalan sejarah
sedari mula, begitu runut terlihat nyata di setiap liku sudut simpangnya
satu persatu begitu terjaga bagai tak hendak lalai melangkah
tak hendak pula walau sedikit tetesan tinta mencurahkan dusta

sejak huruf menjelma kata menjelma baris tak sudah-sudah
sejak itulah diri bertanya, hendak jadi apa nantinya sebatang pena
yang di setiap detik denyutan angka
nyaris selalu terjaga seakan tiada akan ada hentian akhirnya
selayaknya sungai alir di ngarai tiada tahu dimana muara
begitu deras di sela cadas di sela akar pepohonan julang segala
hempaskan saja segala halang laku bertingkah

ya, sejak huruf menjelma kata sejak itulah diri mula bertanya
tapi tiada tahu apa jawabnya
hanya sedikit dan juga entah pada segala benar segala salah
sebabkan diri terasa masih awam segala
awam di cita awam di rasa awam di karsa awam mengeja
awan tiada berbantah pun bertingkah angkuh berkilah

Bengkulu, 16 September 2016
Puisi lama dengan sedikit perubahan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun