Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dony Pattinasarany: Rasanya Mau Perang Saja (62)

1 Juni 2021   21:07 Diperbarui: 1 Juni 2021   21:14 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

''Satu kalimat yang selalu dia tekankan kepada setiap pemain adalah, orang boleh lewat, bola tidak atau bola boleh lewat, tetapi orangnya tidak. Maksudnya adalah, bagaimana sejengkal wilayah PSM tidak boleh dimasuki pemain lawan dengan bola,'' kata Dony.

Ramang termasuk pelatih yang masih percaya pada ritual. Seperti juga banyak mantan pemain PSM yang pernah saya wawancarai, setiap tim PSM meninggalkan hotel, tidak boleh ada yang menghalang-halangi perjalanannya. Juga tidak boleh ada orang yang melintas ketika para pemain memasuki lapangan. Masih ada aturan lain, setiap pemain melangkah masuk lapangan kaki kanan yang lebih dulu.

''Saya ambil hikmah positifnya,'' kata Dony.

Bahkan, pernah ada beberapa pemain yang diberi potongan kayu khusus. Dony tidak pernah tahu kayu apa itu dan juga maksudnya. Malah, kabarnya, ketika Sampara yang seangkatan dengan Ramang pernah juga diberikan sebiji batu untuk dipegang selama pertandingan berlangsung. Yang repot, kata Dony, saat Sampara memperoleh tugas melempar bola batu itu terpaksa 'diinapkan' sejenak di dalam mulut. Habis bola dibuang ke dalam lapangan, baru batu itu dipegang lagi. Dony tidak pernah mencari tahu apa manfaat dari bagian ritual seperti ini.

Ritual seperti ini memberi keyakinan kepada seluruh pemain semangat membaja. Para pemain lebih percaya diri menghadapi setiap pertandingan. Para pemain tidak boleh terpecah perhatiannya. Harus fokuskan diri pada menghadapi pertandingan.

''Kalau kita pergi bertanding, layaknya orang berangkat perang saja,'' katanya.

Dony juga pernah dilatih oleh Suwardi Arlan. Kalau dia melatih, sebut Dony, selalu disertai praktik. Dia sendiri yang memeragakan di lapangan. Tidak melulu hanya menggambarkan secara teoretis belaka. Suwardi memang punya keahlian menggoreng bola. Bagaimana dia membawa bola. Ramang hanya menerima 'barang jadi' dan 'terima bersih'. Suwardilah yang selalu membuka ruang agar Ramang bisa masuk.

Dony juga mengaku, trio itu tidak pernah kompak di luar lapangan. Namun setelah bermain, mereka menjadi sangat padu. Tetap konsentrasi membangun tim. 'Konflik' di luar lapangan itu tidak sampai masuk mengganggu suasana permainan dan pertandingan tim. Biasanya, setelah bertanding, masalah itu muncul.

Pada tahun 1978, saat pertandingan Jusuf Cup, PSM di final melawan PSMS Medan. Dony  termasuk pemain paling muda, tetapi sudah dimasukkan ke dalam tim.

''Kau main di tengah, kau cetak bola,'' pesan Suwardi.

Bola dikirim dari tendangan pojok, Dony masuk dari belakang. Kontrol sebentar, dia langsung melepaskan tembakan ke gawang Medan. Masuk. Habis itu, Dony lari ke dekat pinggir lapangan.

''Betulkan, saya bilang,'' sebut Dony menirukan Suwardi. (Bersambung) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun