Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ramang, Jangan Merokok (30)

5 Mei 2021   00:11 Diperbarui: 5 Mei 2021   00:21 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ramang hanya menjawab enteng.

''Kau masih muda. Belum boleh pakai yang begini,''. Sang kakek tidak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksudnya 'yang begini'. Rauf sendiri tidak pernah menjelaskan kepada Amril.  .

Ironis memang mengetahui kisah hidup mantan bintang sepak bola itu. Apalagi Ramang kini hanya diapresiasi dengan sebuah patung yang dibuat seadanya, yang berdiri di pintu utara Lapangan Karebosi dan sudah tidak terlihat lagi. Anwar sendiri, sebagai anak yang paling dekat dengan ayahnya, menginginkan, kalau pemerintah hendak membangun monument untuk ayahnya mungkin dapat juga dipikirkan membantu anak-anak Ramang. Masalahnya, hingga kini masih ada anak dari sang legenda itu yang mengontrak rumah. Pemerintah Kota Makassar berjanji akan membangun kembali patung Ramang di stadion baru yang akan dibangun di kawasan Barombong. Kita berharap apresiasi kita terhadap tidak cukup pada membangun patung dan menjadikan namanya sebagai ikon 'pasukan bola sepak' itu.

''Kalau misalnya pemerintah hendak membangun kembali monumen untuk oher, tanpa mengurangi rasa hormat keluarga terhadap niat tulus itu, mungkin dapat dipikirkan bantuan bagi keluarganya,'' ujar Anwar dalam suatu perbincangan di warung kopi, 14 Juni 2010.

Saat menghembuskan napasnya yang terakhir, Anwar tidak berada`di sampjng ayahnya. Dia sudah ke tempat kerjanya, Kantor Samsat Sulsel. Dia mengaku tidak pernah menerima pesan apa-apa ketika oher akan pergi untuk selama-lamanya. Hanya yang dia ingat suatu hari sebelum meninggal, dipanggil ayahnya. Anwar mengira ada sesuatu yang hendak diwariskan. Terdengar suara lirih ayahnya di pembaringan.

''War, kau lihat mi Bapak ini. Nak, jangan ko merokok,'' ungkap Anwar mengenang kembali harapan ayahnya. Itulah pesan Ramang pada Anwar yang memang menaati pesan itu hingga kini.  

Akibat merokok yang tidak pernah berhenti, paru-paru Ramang sudah bolong-bolong. Anwar bersyukur, selama dia hidup, mulai dari sakit hingga meninggal, tidak ada permintaan ayahnya yang dia tidak penuhi.Terkadang Anwar harus meminjam duit pada orang lain, hanya karena tidak mau mengecewakan ayahnya. Anwar juga berpikir, inilah saatnya dia mengabdi pada orang tuanya. Sejak kecil, dia sudah menikmati jerih payah ayahnya sebagai salah seorang pemain nasional yang hingga kini belum tergantikan. (Bersambung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun