Menurut Jamil, yang paling berat dia hadapi ketika di Kanada karena pasangan Indah/Leo disuruh mengalah. Ternyata, setelah  Kejuaraan Bulutangkis Junior Asia  di Suzhou Tiongkok (2019), Jamil melihat, siapa pun pasangan anaknya dengan semangat bertanding yang begitu tinggi, dia akan tetap juara. Hanya pada kejuaraan di Suzhou yang kedua kalinya, pasangan Indah/Leo harus puas memperoleh medali perak.
Namun sebelum putrinya bergabung dengan elite pebulutangkis nasional, Jamil sudah menargetkan putrinya dalam waktu dua tahun harus juara. Ternyata dia mampu meraihnya lebih cepat dari yang ditargetkan Pada tahun 2018 dia sudah juara dunia junior dalam usia 16 tahun.
Jamil juga menyayangkan Indah karena harus selalu berganti pasangan saat tampil ganda campuran. Sekarang  (2021) Indah  masih masuk kategori pratama. Pada saat Ramadan ini, Indah tetap melaksanakan latihan berat sama dengan mereka yang tidak menunaikan ibadah puasa.   Â
Sempat Binggung
Dalam usia yang masih belia  Indah harus menjalani hidup di belantara kehidupan yang sangat keras dan ketat jauh dari orang tuanya demi karier bulutangkis yang sedang ditapakinya. Ketika itu dia sempat juga bingung  saat bakal  berangkat ke Kejuaraan Dunia Junior di Kanada. Pasalnya, yang boleh ikut adalah kelahiran tahun 2000, sementara Indah lahir 2002. Dia dan salah seorang temannya masih di ambang kebingungan. Bahkan ada nada pesimis di dalam dirinya.
"Belum tentu berangkat. Namun keesokan harinya, diberitahu tetap berangkat dengan melihat hasil-hasil pertandingan sebelumnya," Indah mengatakan dalam wawancara Sabtu (24/4/2021) malam melalui telepon.
Dia tidak bermain dalam sebuah tim, tetapi tampil dalam pasangan ganda campuran. Waktu itu dia masih dalam status magang dan kali kedua dia menjalaninya. Pihak PBSI meliriknya karena melihat penampilan Indah yang sampai ke final dalam kejuaraan nasional junior yang dilaksanakan sebelumnya antara lain di Bangka Belitung. Rupanya, pihak PBSI memantau para pemain berbakat dan Indah termasuk salah satu yang dipanggil ke pelatnas.
"Saat mengikuti "World Junior Championship" (WJC) di Kanada, saya masih dalam status magang," sebut Indah yang disebut-sebut sebagai penerus Rosiana Tendean tersebut.
Indah pada tahun 2020 harus berganti pasangan lagi, yakni dengan Tegas Satriaji Hutomo. Pada saat meraih juara dunia junior (2018) pasangan Leo/Indah dianggap sebagai "underdog" (tak diunggulkan). Namun dia bertekad merebut juara. Bahkan dia bernazar, kalau meraih juara akan berjalan kaki dari lokasi pertandingan Markham Pan Am Ontario ke Sheraton Hotel tempat mereka menginap.
Setelah benar-benar juara, Indah pun menyampaikan nazarnya itu ke pelatih  David Pohan. Semula sang pelatih menolak, tetapi kemudian direstui. Apa boleh buat, Pelatih David Pohan dan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti, rekan pasangannya Leo Rolly Carmando serta Stephani Widjaya terpaksa ikut mendampingi Indah yang berjalan kaki sejauh 8,5 km.
"Aku jalani karena sudah janji (nazar). Pas saat itu di Kanada sedang musim dingin. Kami foto-foto sambil singgah makan-makan, tahu-tahu sudah sampai. Plek (maksudnya mungkin otot-otot kaki) rasanya mau copot," Indah mengenang seperti dilansir salah satu media daring.