Persik, klub yang dijuluki Macan Putih ini dikenal masyarakat pada awal tahun 2000-an ketika mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2003 . Padahal, klub ini didirikan pada 19 Mei 1950.
 Dalam berita yang beredar di media daring setelah munculnya poster jadwal pertandingan itu menulis, klub asal Sulawesi Selatan sendiri kala itu talah tampil perkasa menggulung tiga kesebelasan di wilayah Timur. Si penulis dalam poster tersebut memberi kredit khusus kepada Ramang yang menjadi goalgetter bagi Bond Makassar. Tak tanggung-tanggung 22 biji gol mampu disarankan Ramang dkk ke gawang klub Balikpapan, Menado (Manado), dan Ambon.
Kesebelasan Karesidenan Kediri (Persik) diperkuat oleh pemain-pemain dari seluruh Karesidenan. Daerah Karesidenan Kediri kala itu melingkupi beberapa daerah di wilayah selatan di Jawa Timur, seperti, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk (dahulu juga disebut Kabupaten Berbek), Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung.
Wikipedia menuliskan, Persik kala itu didirikan Bupati Kediri saat itu, R Muhammad Machin dibantu Kusni dan Liem Giok Djie 19 Mei 1950. Kala itu memang Kediri masih berupa kabupaten. Belum ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota.
Bupati Machin pertama kali merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu. Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, Persik memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda.Â
Berkat prestasi Ramang menggetarkan jala-jala lawan, Indonesia masuk dalam hitungan  kekuatan sepakbola di Asia. Satu demi satu kesebelasan Eropa bernafsu mencoba kekuatan Indonesia. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dikawal Beara, salah satu kiper terbaik dunia saat itu. Ada pula klub "Stade de Reims" dengan si kaki emasnya, Raymond Kopa. Kesebelasan Rusia dengan kiper top dunianya Lev Jashin (yang kelak bertemu Ramang dkk di Olimpiade Melbourne 1956 dalam pertandingan pertama berkesudahan 0-0). Jashin dengan klub "Locomotive" dengan penembak mautnya Bubukin. Juga "Grosshopers" Swiss dengan Roger Vollentein-nya, klub dengan 27 gelar yang disandang di negerinya.
"Tetapi itu bukan prestasi saya saja, melainkan kerja sama dengan teman-teman, Ramang merendah berkata, kemudian menyebut satu per satu nama-nama itu, Maulwi Saelan, Rasjid, Chairuddin, Ramlan, Sidhi, Tan Liong Houw, Aang Witarsa, Thio Him Tjiang, Danu, Phoa Sian Liong, dan Djamiat Dalhar. (Bersambung)