Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Bebani Ibu untuk Mengasuh Cucu 100%

18 Oktober 2016   20:19 Diperbarui: 18 Oktober 2016   21:08 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ibu tak pernah lepas beban pemikirannya untuk anak-anaknya. Sebagian besar keinginan seorang ibu agar anaknya dapat mandiri secara finansial, emosional pada saat anaknya menikah. Kemandirian finansial itu dapat dilihat dengan adanya kemampuan anak untuk dapat mengontrak rumah sendiri atau membeli rumah secara cicilan saat menikah.

Dengan kemandirian memiliki rumah sendiri, maka tanggung jawab sebuah rumah tangga baru adalah di pundak pasangan baru yang menikah atau kepada anak dan menantunya. Orangtua tidak lagi dibebani oleh tanggung jawab baru yang bukan tanggung jawab sebagai orangtua. Tanggung jawab orangtua sudah selesai saat anak telah dibekali dengan ilmu, pendidikan dan mampu bekerja.

Namun, fenomena di kota besar di Jakarta dan kota besar lainnya, mereka yang baru menikah belum mampu membeli rumah, suami istri harus bekerja. Mereka berpikir menopang di rumah orangtua atau mertua. Menopang di rumah orangtua/mertua ini masih dilanjutkan sampai mereka mempunyai anak. Ketika anak dan menantunya harus bekerja dan anak tidak bisa dititipkan kepada siapa pun karena tidak ada pembantu atau perawat, maka anak pun dititipkan kepada orangtua atau nenek.

Nenek, yang sebenarnya sudah bebas tugas, punya tugas baru untuk mengurus cucu. Tugas baru itu seolah-olah tugas yang dilakukannya persis seperti ketika dia memiliki anak. Apabila tugas baru itu memang sesuai dengan kondisi fisik nenek yang masih kuat untuk mengurus, hal ini tidak akan jadi masalah. 

Masalahnya adalah ketika semua beban mulai dari memandikan anak sampai memberikan makan (pagi, siang, malam), mencuci pakaian anak, memasak makanan anak, sampai menidurkan. Kekuataan fisik seorang ibu ada batasnya. Jika Seorang ibu yang fisiknya memiliki penyakit dan kecapean, dia akan mendapat sakit yang keras. Adalah Seorang ibu yang dibebani untuk merawat 3 cucu tanpa dibantu oleh Seorang pembantu. Dia pernah mengeluh kepada saya, tapi dia tak mengeluh kepada keluarganya. Terjadilah stroke kepada ibu itu sampai pembuluh darah di otak pecah, setelah operasi selesai, dia pun meninggal dunia.

Kemandirian Anak

Mencintai anak bukan berarti menyanggupi apa yang diminta oleh anak. Jika permintaan anak tentang tinggal di rumah ibu, tetapi ibu sendiri dalam kondisi tidak sehat, maka ibu berhak menolak dengan alasan yang kuat. Alasan bahwa setiap anak selayaknya memahami pernikahan adalah tanggung jawab. Tanggung jawab dalam rumah tangga adalah mampu untuk mencari rumah sendiri dan tidak memberikan beban berat kepada orangtua.

Kesepakatan Bersama

Adakalanya kondisi mengharuskan anak dan menantu harus tinggal bersama-sama. Jika hal ini terjadi, sebaiknya sebelum pernikahan bicarakan dengan jelas dan terbuka bahwa bantuan apa saja yang dapat diberikan oleh ibu /ayah jika harus dalam satu rumah. Berikan deskripsi jelas tanggung jawab masing-masing. Termasuk di dalamnya tugas dan tanggung jawab jika nantinya anak dan menantu punya anak (cucu bagi orangtua). Tugas dan tanggung jawab harus jelas dan selalu dijalankan dengan konsisten.

Solusi atau Alternatif lain

Ada yang memberikan solusi lebih meringkan bagi orangtua jika mereka diminta menjagai cucunya. Misalnya dengan membawa cucu beserta perawat, beserta semua peralatan dan makanan cucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun