Refleksi Akhir Tahun 2021

 

Everything in your life is a reflection of a choice you have made.  if you want a different resuls, made a different choice.

Tahun 2021 akan segera kita tinggalkan.   Tinggal menghitung hari. Tepatnya 3 hari sejak hari ini.   Saat yang tepat bagi setiap orang untuk merefleksikan diri .

Definisi refleksi jika dilihat dari kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) online adalah proses instrospeksi diri yang dilakukan dengan merenungkan beberapa hal yang telah terjadi, pengalaman, kebiasan dan keputusan yang telah dibuat.  

Tiap orang pasti punya pengalaman hidup baik itu suka maupun duka.  Ketika kita diperhadapkan dengan pengalaman hidup, apa reaksi dan aksi menghadapinya.

Manfaat dari refleksi :

Bagian dari hidup yang kita  telah jalani itu dipelajari dan dievaluasi agar kita ke depannya kita dapat menjalani yang lebih baik.

Refleksi pembelajaran merupakan bagian dari kegiatan dalam proses belajar sehingga kita yang kadang-kadang memutuskan sesuatu kurang berhikmat  sehingga hasilnya merugikan diri sendiri.

Bagi yang bekerja pun ada evaluasi dari pekerjaan yang telah dilakukan selama setahun.  Evaluasi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil.    Apakah hasil sesuai dengan apa yang direncanakan?  Jika berhasil, tentunya  memuaskan. Namun, sebailiknya jika hasil kerja tidak berhasil, kita perlu evaluasi apa penyebabnya.   Penyebab itu  apakah karena kesalahan sendiri atau justru ada factor external yang tidak dapat kita kendalikan.

Refleksi menjadi bagian suatu proses belajar yang terus terjadi baik itu di sekolah formal, pekerjaan maupun kehidupan pribadi.   Adanya instropeksi atau berkaca diri, apa yang sudah kita rencanakan itu benar-benar dapat direalisasikan atau tidak.  Ketika realisasi terbentur oleh hal-hal yang di luar dugaan kita atau di luar kemampuan kita, maka kita perlu juga mencari hikmah dari ketidak berhasilan itu.

Refleksi pribadi

 Saya  sebagai seorang senior dengan lingkungan dan komunitas terbatas pun punya target atau rencana untuk tahun 2021.  

Sederhananya target itu adalah saya bisa berjumpa dengan teman-teman alumni pramuka.  Biasanya ketuanya akan mengajak kita semua reunion di suatu tempat.   Reuni yang sangat menyejukkan karena kita bukan sekedar bertemu, tapi ada acara-acara yang mengenang ketika kami selalu melakukan kegiatan pramuka dengan sukacita dan gotong royong. Ada cerita lucu dan duka saat kami berkemah atau bertanding dengan gugus depan pramuka yang lainnya.

Namun, apa yang direncanakan,  Justru sebaliknya terjadi.   Pada  bulan Juli 2021, ketika gelombang kedua Covid 19 itu merebak, bahkan meningkat dengan tajam.

Kehidupan yang tadinya penuh harapan dan semangat bahwa covid akan berakhir, tiba-tiba berubah total.

Menyedihkan bahkan boleh dibilang sangat "horrible"/menakutkan karena satu persatu teman terdekat dipanggil Tuhan.   Ketua ex pramuka yang begitu antusias itu tiba-tiba juga sakit dan terpapar covid dan meninggal.

Berturut-turut teman dalam satu komunitas ada tiga orang yang dipanggil Tuhan.  Setiap kali saya mendengar kabar berita buruk, hati saya selain sedih, juga saya selalu bertanya kepada Tuhan kapan covid ini akan berakhir.

Didalam keterpurukan dan kesedihan, suasana mencengkam karena kami benar-benar melakukan prokes ketat, tidak ke luar rumah jika tidak perlu. 

Suasana hati yang gundah gulana itu harus dibangkitkan kembali. Ada sejumlah kegiatan belajar  tentang kepenulisan dan rohani makin intensif dilakukan secara online.

Setiap hari diberikan kesempatan untuk bisa bertatap muka dengan teman secara online merupakan anugerah bagi saya untuk bisa meningkatkan , membangkitkan  suasana hati yang gundah .

Sedikit demi sedikit saya mulai memahami dan mengevaluasi apa yang kita rencanakan itu tidak selalu mulus dan lancar saat Covid.   Rencana itu boleh saja dibuat dengan sempurna, tetapi pada akhirnya harus diserahkan kembali kepada PenciptaNya agar tetap bisa terlaksana.   

Menutup tahun 2021 dengan doa dan harapan dan semangat agar pandemi dengan varian covid baru Omikron ini tidak menyebabkan hal-hal yang jelek seperti gelombang kedua.  Tetapi kami masih diberikan kesempatan untuk mengisi kehidupan sesuai dengan kesempatan yang diberikan.