Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memori Masa Lalu Bangkitkan Pelajaran Berharga

28 September 2021   17:24 Diperbarui: 29 September 2021   21:44 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu saya melihat satu foto  sebuah mesin tik manual berwarna biru, memori saya pun flash back beberapa tahun silam.

Ketika saya masih duduk di SMP, ada kurikulum extra kurikuler untuk belajar mengetik.   Awalnya, saya tak tertarik untuk belajar mengetik karena saya tak mengetahui apa manfaatnya belajar mengetik.

Begitu tanggal terakhir pendaftaran sudah dekat, saya bingung karena belum mendaftar satu pun pelajaran ekskul.  Tanpa pikir panjang, segeralah saya mendaftar  pelajaran mengetik.

Pelajaran pertama yang diperkenalkan adalah meletakkan sepuluh jari di bagian baris kedua keyboard (bagian huruf  A, S D, F,G, H, J,K, L  ).  Tanpa boleh melihat kepada huruf-huruf yang tertera di mesin tik itu, saya harus menatap ke papan tulis di depan.

Di depan papan tulis ada sederet kata-kata yang harus diketik, padahal saya juga belum hafal bagaimana mulai mengetiknya.

Kesalahan saya, saya berulang-ulang melihat huruf di keyboard.  Guru segera menghampiri saya.  "Ayo, kamu konsentrasi di depan papan tulis bukan lihat papan di mesin ketik".

Begitu teguran itu, bukannya saya cepat bereaksi membaik, bahkan, saya "grogi", menghafal huruf-huruf yang ada di tuts papan mesin .

Beruntung tiap pulang dari pelajaran mengetik di sekolah, saya  dapat melatih mengetik di rumah .  Saya minta izin kepada ayah saya yang punya mesin tik "jadul" berwarna  hitam itu.  Saya pinjam mesin tiknya untuk latihan.  Tiap kali latihan, saya mencari selembar bacaan  baik itu dari koran atau dari buku .

Lembaran itu sebagai bahan ketikan saya.  Setelah selesai mengetik, segera saya periksa hasilnya.  Wah, masih banyak salah ketik. Diulang-diulang sampai hasil ketikan bersih dari kesalahan ketik.

Ternyata  Pak Guru yang mengajar  mengetik itu  memiliki persyaratan khusus  agar mengetik harus cepat, saya harus berhasil mengetik  sekian ratus kata dalam lima menit.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun