Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Kebocoran Data Pribadi Itu Bukan Hoaks, tapi Nyata Bagi Saya

8 Juni 2021   15:49 Diperbarui: 10 Juni 2021   09:26 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebocoran data pribadi (Sumber: shutterstock)

Bayangin deh ketika jumlah pengguna internet di Indonesia yang aktif bermedia sosial itu sebesar 170 juta dari jumlah penduduk Indonesia 275 juta.

Besarnya jumlah pengguna media social yang cukup besar ini menjadi potensi atau target bagi para hacker (peretas) yang memiliki kepentingan kejahatan. 

Terkait dengan jumlah angka pengguna yang besar itu, stakeholder yang paling banyak menyimpan data pribadi masyarakat adalah dari e-commerce serta lembaga pemerintah (contoh: KPU, BPJS).

Sayangnya data yang tersimpan itu tidak dijaga dengan baik, bahkan seringkali bocor karena diperjual belikan tanpa melihat bahayanya untuk diperjualbelikan

Sumber: Okezone (original Shutterstock)
Sumber: Okezone (original Shutterstock)
Menurut Clive Humby (2006), data adalah "minyak" baru. Siapa pemilik data terbanyak dan mampu mengolahnya ialah sang pemenang. 

Data adalah aset penting yang harus dilindungi bahkan kerugian akibat kebocoran itu data yang sering dilakukan oleh penyelenggara sistem elektronik (PSE) secara spesifik lebih merugikan pemilik data dibandingdan dengan PSE sendiri.

Bocornya data itu entah karena belum berhasilnya untuk RUU Perlindungan data pribadi, sehingga di tahun 2020 banyak sekali data-data pribadi yang gampang sekali diperjualbelikan oleh para e-commerce maupun lembaga yang punya data besar itu.

Sebagai contoh kasus besar dari penjualan data pribadi dari Bukalapak di Mei 2020 91 juta data pengguna dan 7 juta Merchnat dijual kepada Empire. Cermati pada bulan November 2020 sebanyak 2,9 juta data pengguna dijual di dark web. Bhinneka di bulan Mei 2020 sebanyak 1,2 juta data pengguna dijual di dark Web.

KPU pada bulan Mei 2020, kebocoran 2,3 juta pemilih Indonesia pada pemiliu 2014 dijual di Raid, terakhir adalah data BPJS Kesehatan 100.002 data peserta dari 279 juta dijual kepada Raid Forums.

Security Access yang Tak Menjamin Data Terjaga

Sebagai pengguna WhatsApp, saya telah melakukan perlindungan akun saya sesuai dengan fitur-fitur yang disediakan oleh WhatsApp.

Beberapa fitur itu seperti dual verification, PIN dan fingerprint. Dual verification itu telah dilakukan dengan cara mengakses setelan, akun, verifikasi dua Langkah, memasukkan pin dan nomor telpon saya, lalu langsung diulang lagi dan selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun