Di masa pandemi terjadi sejak tahun 2020, orang tidak dapat melakukan tradisi yang dilakukan seperti di atas itu.
Ada dua tipe orang yang tetap ingin melakukan silatuhrami.
- Orang yang nekat mudik untuk tetap bisa bersilatuhrami
- Orang yang bijak tetap bersilatuhrami tapi gunakan teknologi digital
Tipe orang nekat mudik
Kenekatan pemudik untuk pulang mudik ditengah pandemic sungguh merupakan hal yang mengkhawatirkan. Â
Meskipun komunikasi public yang membingungkan bagi warga, tapi apakah warga yang nekat pulang kampung demi silatuhrami itu benar-benar sudah memikirkan keselamatan orang yang dikunjunginya.
APakah itu sekedar dari tradisi yang hanya berdasarkan kebiasaan,keegoan,emosi  tanpa memikirkan kemanusiaan? Pertanyaan yang menggelitik  ini perlu dijawab setelah melihat hasil mereka yang ingin silaturahmi ke kampung. Apakah benar-benar mereka berhasil bertemu dengan orang yang dicintainya dengan aman? Atau justru sebaliknya. , mereka membawa virus ke kampung dan menularkan kepada orang lain.  Bukan kebaikan yang diperoleh,justru sebaliknya, kecelakaan dan ancaman berat ada di depan mata.
Tipe orang yang bijak gunakan teknologi digital
Faktor tidak bertatap muka membuat orang lebih memilih untuk melakukan silaturahmi dengan teknologi digital . Contohnya ideo call, zoom atau  google meet, video di aplikasi whatsapplication .
Apakah dengan perubahan cara itu artinya ada perubahan makna?
Banyak yang merasa tidak siap untuk melihat perubahan itu terutama orang tua yang biasanya anak-anak mereka datang , sekarang mereka hanya bertemu lewat daring.
Secara fisik mereka bisa menerima, tetapi secara psikologis ada yang belum menerima tradisi baru ini.
Bagi anak muda yang terpaksa tidak bisa mudik, tentunya hal ini sudah menjadi pola baru karena mereka ingin yang praktis dan tidak perlu jauh-jauh datang ke rumah orang tua, mertua dan lain-lainnya.