Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Bangunkan Sahur

1 Mei 2021   12:29 Diperbarui: 1 Mei 2021   12:37 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam-jam sahur adalah jam kritikal bagi mereka yang sulit bangun.  Kenapa?  Iya apalagi bagi mereka yang sulit tidur , banyak yang baru bisa tidur di atas jam 23.00.  Begitu terlelap jam 2.00 pagi, terdengarlah suara kentongan yang nyaring  dengan suara anak-anak "sahur", "sahur".

Ingatan saya Kembali kepada beberapa tahun sebelum pandemi, Ketika beberapa daerah punya tradisi unik untuk membangunkan orang untuk sahur.

Mengapa mesti dibangunkan?  Sulit bangun itukah jawabannya?   Mungkin, tetapi secara komunitas ada saja warga yang mengadakan tradisi . Contohnya di beberapa tempat di gang-gang kecil di Jakarta,  Mulai dari anak-anak,remaja hingga dewasa  berkeliling dengan menggunakan tong dan tempat cat bekas.  Mereka memukul tong dan tempat cat bekas itu hingga suaranya keras, "sahur", "sahur".

Asal-usul Tradisi Membangunkan Sahur

Menurut sejarah, di zaman Nabi Muhammad, belum ada pengeras suara atau alat-alat yang bisa digunakan untuk membangunkan sahur.  Oleh karena itu digunakanlah alat sederhana , kumandang azan.

Seorang yang bernama Bilal bin Rabah ditunjuk oleh Rasulullah untuk mengumandangkan untuk pengingat bangun untuk sahur.

Ternyata   bukan hanya pembangun sahur  saja yang dipikirkan, tetapi juga  batas waktu berakhirnya sahur diciptakannya. Hal ini ditandai dengan mengumandangkan azan.   Abdullah bin Ummi Maktum mengakhir sahur dengan mengumandangkan azan sebagai akhir dari waktu subuh  atau sekarang dikneal dengan istilah imsak.

Setelah itu ternyata ada sejarah tentang cerita untuk membangunan orang untuk sahur di sekitar Mekah oleh sekelompok orang yang bertugas melakukannya. Mereka itu membawa lentera dan gendang, mengelilingi kota , bahkan sampai ke sudut-sudutnya bahwa  waktu sahur telah tiba.

Tradisi inilah yang diadaptasi oleh bangsa Indonesia di pelosok daerah.

Contoh dari beberapa daerah yang melakukan tradisi ini adalah:

  • Tradisi Obrog di Cirebon

Di desa Pamijahan, kecamatan Plumbon, Keputon, terdengarlah suara merdu dari seorang penyanyi tuna netra, Nandi usia 45 tahun.

Mereka berjalan mengelilingi desa dengan suara lagu yang dinyanyikan, agar orang terbangun karena suara yang merdu.

  • Tradisi Betawi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun