Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Deteksi Gangguan Mental Sejak Dini, Hindari dan Hiduplah Bermakna

7 Februari 2021   11:58 Diperbarui: 7 Februari 2021   12:02 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
riaupos.jawapos.com

Sudah berapa lama kita dalam situasi yang tidak nyaman dan sesak?  Ketidak-nyaman karena kondisi yang berubah dari nyaman menjadi tidak nyaman (terpapar covid, banjir, bencana alam maupun kebakaran rumah) . Ketika kita bisa hidup bebas di luar sana sudah tidak mungkin dilakukan.  Semua kegiatan terbatas di dalam rumah.  Lingkup yang terbatas yang membuat hati kita bahkan pikiran kita jadi sesak dan memikirkan hal-hal yang tidak baik.

Selama hampir setahun kita harus dikurung dalam kondisi yang sebenarnya tidak menyenangkan bagi sebagian orang.  Ada yang bisa menerima dengan lapang dada karena kondisi ini memang tidak bisa dirubah oleh siapa pun kecuali kita mau disiplin dan Covid itu sudah berllau.

Namun, ada sebagian yang tak bisa menerima kondisi yang tidak mudah sesuai dengan keinginannya. Bergolak tanpa bisa menghentikan pikiran yang negative terus.  Selama hal yang negative itu ada dalam pikiran kita, lalu menyerang kepada jiwa dan tubuh kita.

Proses ini membuat kesehatan mental kita yang tadinya baik jadi sakit.  Ketika kesehatan mental itu sudah mencapai kepada tingkat yang tinggi yaitu depresi, kita menjadi orang yang tak punya produktivitas . Bahkan, ketergantungkan kepada obat dan emosi yang meledak membuat kita dijauhi oleh orang.

Penyebab dari gangguan mental bukan hanya faktor psikologis tapi juga biologis. Artinya  untuk biologis ada gangguan fungsi sels saraf otak, infkesi, kelainan bawaan, kerusakan otak akibat dari kecelakaan, memiliki orang tua yang menderita gangguan mental, juga pemakaian heroin dan kokain.

Oleh karena itu baiknya kita melihat gejala-gejala kesehatan mental yang terganggu:

Kehilangan kemampun untuk berkonsentrasi:

Umumnya orang normal bisa mengerjakan pekerjaan dengan konsentrasi paling sedikit..  10-15 menit selama tidak ada gangguan apa pun baik di dalam ruangan atau luar ruangan.  Namun, bagi orang yang bergejala kesehatan mental, dia tak mampu berkonsentrasi sedikit pun.  Pikiran dan hatinya sedikit kacau , dihingga dengan ketakutan, kekhwatiran atau perasaan bersalah.

Ketakutan, kekhawatiran, peraaan bersalah yang menghantui:

Perasaan ketakutan, kekhawatiran, bersalah yang berlebihan dan tidak beralasan itu jadi hal yang tidak umum.  Apa pun yang berlebihan dianggap tidak normal . Sebaiknya mulai memperhatikan kondisi ini dan mencoba cari jalan ke luarnya dengan bicara kepada orang yang mengerti dan memahaminya.  Bukan bicara kepada orang yang hanya berkata : "Kamu tidak beriman!"  atau "Kamu itu penakut sekali".

Justru orang yang diajak bicara bisa memahami, mengerti dan langsung memberikan solusi untuk pergi ke orang yang ahli untuk tidak terjebak dalam gangguan mental yang lebih dalam.

Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan:

Setiap orang pasti pernah marah dan akan marah jika dia disakiti, dia dicemooh atau dia ditipu. Tetapi orang marahnya tanpa alasan yang tepat, bahkan lalu memukul orang lain dengan tidak paham apa alasannya, jadi salah satu gangguan mental yang perlu cepat ditangani.

Ketidak mampuan mengatasi stres:

Setiap orang pasti pernah berhadapan dengan kesulitan atau hal-hal yang di luar ekskpektasinya, bahkan kondisi yang tidak sesuai dengan keinginannya.   Stres harus dikelola dengan baik, tidak boleh dipendam sedemikian lamanya. Juga harus mencoba untuk menyalurkan dan mengatasi dengan berbagai cara misalnya, berbicara kepada ahlinya, atau teman akrab yang mau memahami dirinya tanpa harus bercerita kepada orang lain.

Beberapa solusi yang ditawarkan untuk gejala sakit mental yang ringan:

Hindari medsos dengan berita hoax atau berita yang menyedihkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun