Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Resesi di Ambang Pintu, Kencangkan Ikat Pinggangmu

17 September 2020   13:47 Diperbarui: 17 September 2020   13:52 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: shutterstock.com

Bagi masyarakat yang bekerja sebagai karyawan tentunya ada rasa harap-harap cemas karena jika sampai perusahaan harus melakukan WHF bagi karyawannya, artinya produksi dari penjualan pun akan menurun, akibatnya perusahaan akan memikirkan efisiensi dengan tutup kantor karena sewa kantor mahal, mengurangi fixed cost dari karyawan dengan PHK atau mengurangi gajinya.

Lalu apa yang harus dilakukan karyawan jika ada PHK dan pengurangan gaji. Saatnya, mereka harus mereview kembali keuangan keluarga.

Gunakan Dana Darurat:

Bagi mereka yang terkena PHK atau pengurangan gaji, terpaksa harus menggunakan dana darurat. Semoga Anda punya darurat dari tabungan (sebaiknya tiap bulan setiap karyawan bisa menabung atau menyisihkan 10% dari gaji untuk emergency funds). Jumlah emergency funds yang ideal adalah 6 x dari gaji karyawan.

Evaluasi Dana Pengeluaran:

Menghitung kembali biaya dasar atau biaya untuk kebutuhan primer. Makanan/minuman, transportasi, pendidikan, listrik, kuota , sewa /kontrak rumah.

Apakah ada biaya primer yang masih dapat dikurangi, Contohnya makanan yang dulunya seminggu makan daging 3 kali, perlu dikurangi jadi 2 kali saja.

Untuk kuota internet, usahakan untuk mendapatkan bantuan keringanan bagi anak dan anak yang sudah jadi mahasiswa yang disalurkan melalui pelbagai dinas pendidikan dan operator seluler yang punya harga murah khusus untuk anak-anak sekolah.

Biaya belanja yang dulunya belanja tiap hari bisa dilakukan dua hari sekali dengan mengirit biaya transportasi .

Prioritaskan Biaya Kesehatan dan Pendidikan:

Dalam kondisi yang sangat "mepet", bagi mereka yang tak punya dana cadangan sama sekali, perlu memprioritas pos-pos pengeluaran kesehatan. Pos kesehatan dan pendidikan ini harus didahulukan dibandingkan untuk pembelian hobi atau passion misalnya ngopi atau beli aksesoris dari gadget atau sepeda.

Kurangi Pembelian yang tidak dibutuhkan:

Seringkali kita terutama para ibu kurang menyadari ketika berbelanja di supermarket atau di pasar konvesional, melihat sayur, daging, atau bumbu yang seharusnya tidak masuk dalam list daftar belanja, jadi ikut dibeli.

Ketika diperiksa kembali stroke pembelian, kenapa pembelian jadi membengkak, kita baru mengetahui ada pembelian yang seharusnya tidak masuk dalam jadwal pembelian.

Sebaiknya ketika kita akan belanja, cek dulu stok barang yang akan dibeli. Apakah memang masih atau ada? Jika masih ada, tidak perlu beli lagi. Jika habis, beli secukupnya tidak perlu berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun