Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Disiplin Waktu Bukan Hanya Milik Segelintir Orang Saja!

30 Juli 2019   16:20 Diperbarui: 30 Juli 2019   19:34 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Time is money"  

Sayangnya waktu yang berharga itu belum sepenuhnya dihargai oleh setiap orang.  Meskipun dia seorang pasien yang telah menghargai waktu dengan menetapi janji, tapi belum tentu dokter juga menghargai waktu yang telah dijanjikan kepada pasien.  Pasien boleh menunggu lama, menghabisikan waktunya tanpa memahami kapan dokter akan datang dan kapan akan dilayani.

Beberapa kali saya harus konsultasi dan berobat kepada seorang dokter di suatu Rumah Sakit Nasional terbesar di Jakarta. Saya mendaftar dan menanyakan kehadiran dokter pada hari itu.   Dijawab bahwa dokter ada dan saya harus datang jam 12-13.00.    Lalu saya tanya kembali , jam berapa dokter akan datang?   Tidak dapat ditentukan antara jam13.00 ke atas.

Saya menepati janji untuk datang jam 12.30 sudah berada di Rumah Sakit itu.  Ternyata saya harus menunggu hampir dua jam 30 menit ketika dokter datang.  Lalu, menunggu giliran pasien yang lain, yang tidak diketahui cara pendaftaran yang sesuai kedatangan atau tidak karena tidak memakai sistem nomer.  Hal ini sudah terjadi bebeapa kali.

Pengalaman lainnya, saya pernah berkonsultasi ke dokter mata di suatu klinik mata.   Sistem pendaftarannya sangat rumit.  Saya harus datang pukul 7 pagi untuk mendapatkan nomer . Ketika sudah mendapatkan nomer, saya harus menunggu dokter yang menurut jadwal datang pukul 9.30. Ternyata dokter baru datang pukul 10.30 dan itu pun harus melayani pasien yang akan operasi dulu. Alhasil, dokter baru melayani konsultasi sekitar jam 13.00, saya pun baru berkonsultasi jam 15.00.

Waktu ternyata yang sangat berharga bagi seseorang tetapi belum tentu berharga bagi orang lain.

Apakah belum adanya budaya untuk menghargai waktu?

Sedikit flashback ke belakang,sejak kecil saya dididik dengan sangat keras agar disiplin untuk menetapi janji, melakukan pekerjaan baik yang kecil maupun besar.  

Ibu saya selalu mengatakan, "Jika kamu ingin berhasil atau sukses, selalu dimulai dengan disiplin dalam setiap hal yang kecil sekali pun!"

Saya tak mengerti maksud ibu saya karena saya masih kecil. Lalu ibu menerapkan saya harus sarapan yang bergizi dan minum susu. Selesai makan saya harus membawanya ke dapur untuk dibersihkan oleh pembantu.  Pulang sekolah, tak boleh main ke rumah teman atau melakukan yang lainnya. Makan siang, lalu tidur . Jika tidak bisa tidur boleh istirahat sebentar , sekitar 30 menit. Setelah itu mengerjakan pekerjaan rumah. Sore hari saya diharuskan mempersiapkan buku dan alat-alat dan pakaian seragam yang akan dikenakan besok pagi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun