Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kanker Sudah Merambah ke Tulang, Sutopo Purwo Pamit Berobat ke Guangzhou

16 Juni 2019   18:00 Diperbarui: 1 Juli 2019   17:38 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Pusat Data Informas dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Kamis (26/10/2017)(Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Sutopo Purwo melanjutkan perjuangan melawan kanker dengan berobat ke Guangzhou, China. Begitu melihat tayangan di televisi hari ini tentang kepergian Bapak Sutopo Purwo dalam berobat ke Guangzhou, China. Ingatan saya langsung menuju 3 tahun yang lalu ketika saya diundang oleh Kompasiana dalam acara "Asmara di Tengah Bencana".

Asmara di Tengah Bencana (Dokumentasi pribadi)
Asmara di Tengah Bencana (Dokumentasi pribadi)
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Augustus 2016, yang mana kami penulis dari Kompasiana datang mendengarkan penjelasan tentang Sandiwara Radio yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bekerja sama dengan 20 stasiun Radio.

Dalam acara itu, Bapak Sutopo Purwo Nugroho, Pusdatin BNPB, dengan semangat yang sangat tinggi dan berapi-api berusaha menjelaskan agar sosialisasi kepada masyarakat rawan bencana menjadi acuan penting BNPB dapat diimplementasikan oleh warga.

Sutopo Purwo yang dikenal dengan nama Sutopo itu memang tak pernah kenal lelah untuk terus mengkomunikasikan tentang bencana ketika di suatu wilayah terjadi bencana. Beliau sempat memberitahukan kepada kami bahwa beliau memiliki 5 atau 10 gadget untuk terus berkomunikasi dengan semua stakeholder yang terkait dengan bencana.

Terakhir yang saya lihat sendiri ketika bencana di Palu terjadi, beliau sudah dalam sakit kanker dan masih juga bekerja untuk terus menggali informasi dari para relawan maupun badan Klimatologi untuk terus berusaha untuk berikan informasi yang terbaru agar masyarakat pun juga memiliki informasi yang terbarunya.

Mundurnya kesehatan Bapak Sutopo ketika beliau dideteksi dan diagnosis kanker paru-paru pada Desember 2017 yang lalu. Sutopo telah menjalankan semua jenis perawatan yang dibutuhkan. Sayangnya, kanker yang sudah stadium 4 telah menyebar ke organ yang lainnya bahkan ke bagian tulang.

Sebelum meninggalkan tanah air, Sutopo sempat meninggalkan pesan kepada semua warga, "Hari ini saya ke Guangzhou untuk berobat kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh lainnya. Kondisinya sangat menyakitkan sekali".

Di samping itu dalam akun instagramnya, beliau juga memberikan pesan, "Saya minta doa teman-teman, agar saya bisa sembuh dari penyakit saya dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga dan teman-teman," ungkapnya.

Ada yang menarik percakapan beliau setelah terdeteksi sakit kanker paru. Beliau sempat kaget sekali mendengar vonis penyakit sakit kanker paru karena beliau bukan seorang perokok sama sekali. "Awalnya shock karena saya tidak merokok, genetic tidak ada dan makan sehat. Tapi saya pikir ya sudahlah. Ini garis hidup saya. Saya jalani saja dengan ikhlas," kata Sutopo, Selasa (13/2/2018). 

Lalu bagaimana seorang Sutopo yang tidak merokok bisa terkena kanker paru?

Dilansir dari Tempo.co (6/10/2018) dikatakan bahwa aktor resiko terbesar kanker paru adalah merokok. Namun menghirup asap rokok atau perokok pasif pun berisiko terkena penyakit ini.  Setiap tahun, di Amerika Serikat hampir 7.300 orang yang tidak pernah merokok meninggal karena kanker paru yang disebabkan asap rokok orang lain.

Paparan gas radon meningkatkan risiko kanker paru. Paparan radon yang diproduksi secara alami akhirnya menjadi bagian udara yang kita hirup. Tingkat radon yang tidak aman pun terakumlasi kepada setiap bangunan. Radon naik dari tanah, memasuki bangunan atau rumah melalui retakan kecil. Gas radon jadi penyebab utama kanker paru pada orang yang tidak merokok.

Risiko kanker paru lebih tinggi jika kita terpapar zat beracun seperti asbestos atau knalpot diesel di tempat kerja. Tentu ada faktor lain sebagai penyebab seperti riwayat dalam keluarga atau kita sebagai perokok.

Semoga usaha pengobatan Bapak Sutopo ke Guangzhou dapat membuahkan hasil, sambil mendoakan agar beliau diberikan kekuatan fisik dalam menjalankan perjuangan berat untuk pengobatan yang sangat menyakitkan.

Doa kami semua dari para Kompasianer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun