Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Tidak Terjebak yang Serba "Instagramable"

27 Januari 2018   18:36 Diperbarui: 28 Januari 2018   19:27 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh dikatakan saya ini generasi tua yang pengin belajar terus mengikuti tren generasi milineal. Mengikuti tren dalam arti yang baik loh.   Sebenarnya tak suka dengan posting foto-foto selfi, tapi yach demi "exist" di media sosial yang dibangun dengan susah payah (maklum saya tak punya follower, tapi lebih sering jadi "to follow").   

Terpaksa mengunggah  foto-foto yang  saya sukai, yaitu foto bunga, foto tempat yang indah , foto tanaman.  Setelah mengunggah, saya merasa kok lebih banyak menambah follower.   Ternyata ,  emak yang satu ini perlu banyak belajar untuk bisa mengupload di instragram dengan cara thread yang benar bukan hanya passion saja.

Kembali kepada topik yang ingin saya ceritakan .   Soal instagram, yang terus terang saya sering terpesona dengan foto-foto perjalanan atau travelling .  Wah indahnya tempat itu, wah senangnya jika saya pergi ke tempat ini.  

Suatu ketika saya  pengin mengadakan perjalanan bersama keluarga.  Salah satu kesulitan untuk pergi bersama keluarga itu adalah menyesuaikan waktu .  Waktu yang tepat untuk bersama-sama perginya.  Buat saya , saya penginnya pergi saat "low season".  Alasannya selain dapat murah harganya untuk akomodasi, transportasi, dan alasan yang paling penting /utama adalah pergi kemana-mana itu tidak berdesakan dengan banyak orang.

Namun, pergi bersama keluarga itu memang perlu penyesuaian waktu apalagi anak saya sudah bekerja dan belum punya cuti.  Dia hanya dapat libur jika ada hari libur nasional.  

Alhasil,  terpaksa liburan kali ini harus dilakukakan pada hari "long week-end" akhir Desember 2017.  Transportasi dengan pesawat udara meskipun sudah booking jauh hari tetap mahal karena dianggap "peak season", juga hotel dan transportasi untuk dalam kota di Jogya juga hampir dua kali lipat.

Nach soal itinerary, saya diminta oleh anak untuk menentukan sendiri . Dibuat sebisa dan sebanyak mungkin menjangkau beberapa tempat walaupun dalam waktu sempit, dua malam tiga hari.   

Awalnya saya dan keluarga merencanakan pergi ke Lombok. Namun, berhubung adanya erupsi Gunung Merapi, terpaksa mengubah rencana tujuan ke Jogja.  Buat saya Jogja memang bukan asing lagi karena sudah beberapa kali ke sana.  Tapi saya kali ini merasa bahwa saya dan keluarga belum banyak mengunjungi beberapa tempat yang "instragramable".

Heboh dengan hunting mencari tempat yang instragramable pun dimulai.   Saya mulai memeloti semua tempat-tempat yang indah yang dituangkan dalam foto-foto di instagram, bahkan sampai kuliner pun dicatat.  

Lalu, banyak sekali yang saya dapatkan ,  mulailah saya menyusun kunjungan berdasarkan waktu keberangkatan.   Keberangkatan di hari pertama dapat pesawat siang sekali jam 12.00, saya memprediksikan akan tiba di Jogya hingga siang-sore hari. Jadi pastinya kami tidak bisa ke tempat yang jauh.  Saya lihat di instagram, tempat yang palign dekat adalah ke Malioboro,  "Taman Lampion", Tamansari , makan malam, Candi Boko.

Hari kedua:  Pasar Seni Gabusan, Senra Kerajinan Kulti Manding, Kerajinan Batik Kayu Krebet, Bumi Langit, Puncak Becici, Hutan Pinus, Makan Siang Ingkung, Air Terjun Sri Gethuk , Curug Pulosari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun