Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sulitnya Berburu Vaksin Difteri untuk Orang Dewasa

13 Januari 2018   15:29 Diperbarui: 13 Januari 2018   23:09 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Di akhir tahun 2017 sudah merebak adanya  kasus difteri yang berjangkit di 95 kabupaten kota .  Saya sempat menulis tentang "Kejadian Luar Biasa Difteri Menjelang akhir tahun". Dalam tulisan itu saya menanggani KLB itu untuk sosialisasi bagi mereka yang belum mengenal apa itu difteri, bagaimana gejala dan pencegahannya.  

Kekhawatiran saya makin bertambah saat  membaca  di surat kabar bahwa kota tempat saya tinggal, Tangerang Selatan dinyatakan sebagai salah satu kota yang terkena Kejadian Luar Biasa dari 95 kabupaten-kota. Data terakhir dinyatakan secara positif  ada 8 orang penderita difteri, dua di antaranya meninggal dunia.

Berhubung banyak liburan, saya tidak sempat untuk mengurus soal vaksinasi untuk saya dan anak saya yang sudah dewasa.  Di awal Januari, saya mulai mencari vaksinasi difteri untuk dewasa atau yang dikenal dengan nama vaksin Tdap.

Tempat yang pertama saya kunjungi adalah Puskesmas dekat tempat tinggal. Ternyata informasi yang saya dapatkan adalah Puskesmas tidak menerima vaksin untuk dewasa. Persediaan vaksin hanya diperuntukkan bagi mereka yang berusia 0-19 tahun.  Untuk usia 19 tahun ke atas diminta untuk mencari di rumah sakit swasta atau daerah.

Lalu, saya menelepon klinik terdekat, ternyata tidak menerima vaksin. Setelah itu ada 5 Rumah sakit sekitar  Bintaro, BSD dan Pondok Indah yang saya hubungi dan semuanya menyatakan tidak tersedia vaksin difteri.

Saya makin bingung apakah dengan adanya KLB itu PT Bio Farma sebagai penghasil dari vaksin Tdap itu sudah kehabisan stok atau justru rumah sakit hanya memprioritas orang tertentu yang bisa menerima vaksin.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di otak saya. Saya sempat mendapat info beberapa warga dekat rumah saya memiliki inisiatif untuk menghubungi rumah sakit untuk mendapatkan vaksin. Mereka melalui Rukun Warga, dalam jumlah cukup banyak telah berhasil divaksin. Saya merasa ketinggalan info ini dan merasa tidak tenang, di mana lagi saya bisa mendapatkan vaksin ini.

Akhirnya, di pertengahan bulan Januari ini saya berhasil menelpon Rumah Sakit Siloam Simatupang.  Saya menanyakan kepada bagian informasi, apakah tersedia vaksin Tdap. Dengan sigap resepsionis memberitahukan saya segera datang saja karena jumlah vaksin terbatas dan saya diberikan jadwal kedatangan untuk menemui dokter di bagian Medical Check-up (MCU) lantai 6.

Sabtu pagi, saya datang dan langsung  ke kasir dan tidak berapa lama menunggu, dokter umum memeriksa dan menanyakan kondisi fisik kami. Jika tidak dalam fit, kami tidak diperbolehkan vaksin.  

Seorang dokter perempuan yang sangat ramah, menjelaskan jenisnya vaksin yang akan disuntukkan, kapan masa kedaluwarsanya dan manfaatnya bagi kami yang pada waktu kecil sudah melakukan vaksinasi secara teratur.  Vaksin itu dibuka dan ditunjukkan kepada saya bahwa vaksin masih dalam segel dan diperlihat secara jelas masa kedaluwarsanya.

Saya bertanya kepada dokter: "Apakah  masih ada resiko terkena difteri jika kami yang pada waktu kecil sudah melakukan imunisasi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun