Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peran Ayah yang Pudar

13 November 2017   15:56 Diperbarui: 13 November 2017   15:57 3817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru saja kita merayakan "Hari Ayah" pada tanggal 12 Nopember 2017.   Rupanya gaung hari Ayah di Indonesia sangat kurang dibandingkan dengan hari Ibu yang dirayakan dengan sangat meriah.   Fenomena semua anak sepertinya mengidolakan ibunya . Bahkan, media pun ikut berpartisipasi untuk mengadakan lomba secara khusus  pada "Hari Ibu".    

Apakah peran seorang ibu jauh lebih penting  dibandingkan peran  seorang ayah?  Beberapa penelitian dari jurnal psikologi menyatakan bahwa  peran ayah sama pentingnya dengan peran ibu dalam perkembangan maupun pertumbuhan seorang anak.  Dari survei tentang kebutuhan anak menurut kategorinya seperti afeksi, pengasuhan, finansial, memiliki porsi yang hampir sama .

Sejak anak itu dalam janin, peran ayah dalam tumbuh kembangnya akan mempengaruh sekali dalam segi kognitif dan emosi anak.   Ketika anak itu masih  dalam kandungan pun dibutuhkan peran ayah untuk memperhatikan bayinya.   Setelah kelahiran, peran ayah untuk ikut serta dalam merawat, membesarkan bayi juga dibutuhkan sekali.  

peran-ayah-1-5a095dc663b2482e801c5a62.jpg
peran-ayah-1-5a095dc663b2482e801c5a62.jpg
peran-ayah-2-5a095dfeade2e11ff0796c12.jpg
peran-ayah-2-5a095dfeade2e11ff0796c12.jpg
peran-ayah-3-5a095df48325cc078d231ec3.jpg
peran-ayah-3-5a095df48325cc078d231ec3.jpg
Efek positif akan didapatkan saat anak itu mendapatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan.   Anak yang mendapatkan perhatian dan sentuhan serta pengasuhan dari ayahnya  , pada saat anak berusia 0-5 tahun, berikutnya pada saat anak berusia 5-9 tahun dan terakhir 9 -13 tahun.   Survei ini dilakukan kepada 138 anak, melibatkan anak perempuan hampir nya.    Hasilnya kehadiran ayah akan mengurangi masalah seperti ketenangan, kebahagiaan buat anak balita sedangan mengurangi  depresi,kecemasan buat anak-anak 9-13 tahun. 

Dalam soal akademik pun pengaruh kehadiran ayah semakin nyata , angka dan prestasi sekolahnya jauh lebih baik ketimbang mereka yang tidak memiliki kehadiran ayahnya.    Perkembangan koginifi ,semosi dan perasaan bahagia. Aspek sosial, anak menjadi senang dan percaya diri dan memiliki kompetensi untuk berinteraksi dengan orang lain, berinisiatif untuk memulai hubungan sosial, kepedulian dan kasih sayang ayah dan ibunya sangat pengaruh kepada anak.

Ada yang mengatakan bahwa anak cukup diasuh dan dirawat oleh ibunya saja karena ayah tidak ada waktu untuk mengasuh anak . Ayah harus bekerja untuk menafkahi keluarga.   Bahkan, ayah harus jadi tulang punggung keluarga sehingga tidak perlu lagi merawat/mengasuh anak.

Budaya inilah yang membuat diri seorang ayah tidak maximal untuk ikut serta berperan untuk mengasuh, terlibat aktif untuk bermain dan menemani anak dengan kegiatannya .   Seolah ayah tidak diberikan kesempatan untuk berperan.   Akibatnya ayah pun lebih suka untuk menghindari tugas untuk merawat atau mengasuh anak.   

Sayang sekali, di Indonesia terutama di kota besar, para ibu muda sering menganggap dirinya dapat /harus berperan ganda baik sebagai ibu maupun ayah karena ayah tak perlu mengasuh dan harus bekerja. Cara berpikir itu tentu sangat salah karena anak itu membutuhkan pengasuhan ayah dan ibu secara seimbang.   Dengan keseimbangan itu anak dapat memperoleh sifat kemaskulinan dari ayahnya seperti keberanian, kejantannya atau kekuatannya.    Sedangan dari ibunya, anak akan memperoleh sifat femini dari ibunya seperti sabar, tenang, suka memasak, suka menghargai dan mendampingi orang lain.

Lalu bagaimana seandainya ibu harus bertindak sebagai single parent karena sudah bercerai atau suaminya meninggal.    Memang kondisi ini sangat sulit untuk mengharapkan ayah yang sudah bercerai untuk ikut dalam pengasuhan.  Namun,  jika perceraian dilakukan dengan baik-baik, dimana kedua pihak menyadari bahwa kebutuhan anak untuk pengasuhan jauh lebih penting dari keegoan dari orangtua, jauhkan ingatan kenangan buruk, kemarahan , ketidak sukaan kepada mantan.   Mantan pasangan itu bisa mengatur waktunya untuk tetap mendampingi anaknya yang memerlukan kasih sayang dari kedua oangnya

Beberapa efek negatif jika anak tidak tersentuh oleh kehadiran oleh ayahnya yaitu  proses identifikasinya yang lemah.  Depresi , melambatnya perkembangan mental, rendahnya kemampuan belajar, tawuran anak sekolah, perundungan, konsumsi alkohol terlarang karena rendahnya peran ayah dalam pengasuhan.   Bahkan yang lebih mengerikan sampai kepada jadi korban atau pelaku pelecehan seksual, kehamilan tak diinginakan sehingga perubahan orientasi seksual.  

Menjadi ayah dan ibu tidak ada sekolahnya sama sekali. Namun, diperlukan persiapan mental yang kuat untuk dapat melakukan peran orangtua , jangan hanya peran untuk mencari nafkah saja, tetapi lebih penting adalah kasih sayang, cinta dan berikan keseimbangan peran ayah dan ibu sehingga tumbuh kembang anak pun jadi optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun