Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Banjir dan Longsor Melanda Tangerang Selatan

20 Oktober 2017   17:32 Diperbarui: 20 Oktober 2017   17:42 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh dikatakan saya jadi orang yang terlama tinggal di daerah tempat tinggal saya , katakan hampir 32 tahun.  Belum pernah mendengar daerah saya banjir.   Selama hampir 32 tahun itu mungkin kabar berita yang membuat saya sedikit shock dan kaget adalah berita  "Banjir-Longsor Melanda Tangerang" .   Banjir di daerah Tangerang yang dimaksud adalah daerah sekitar tempat tinggal saya, kawasan Bintaro. 

Banjir setinggi 40 sentimeter itu terjadi di Jalan Bakit Karya, Keluarahan Sawah Baru, Pondok Aren,  Keluarahan Jombang, Kecampatan Ciputat, dan yang tidak pernah saya alami di Maleo Bintaro sektor 9.   Ketinggian banjir sekitar 40 sentimeter.   Yang paling terparah adalah di sekitar perumahan Pondok Maharta, Pondok Aren, ketinggian airnya bisa mencapai 1 meter.

Rabu, Tanggal  18 Oktober 2017,  hujan turun dengan lebatnya pada siang hari mulai pukul sekitar jam 14.00.   Hanya sekitar 2 -3 jam tidak berhenti dan sperti di guyur dari langit dengan curahnya yang sangat tinggi.    Saya hanya sempat berpikir dalam hati apakah dampak hujan yang demikian dahsyat.  Tapi saya tak pernah berpikir bahwa hujan itu akan menimbulkan banjir karena memang jarang sekali terjadi banjir di daerah  Bintaro.   Setiap pagi ketika saya akan olahraga, saya melewati sungai kecil di Jalan Parkit Raya .   Aliran sungai itu seringkali tidak lancar karena di dasar sungai itu ada berbagai tanaman yang tumbuh subur ditambah dengan ada pohon yang tumbang yang dibiarkan. 

Saya seringkali jengkel ingin mencari orang yang dapat membantu mencabut tanaman liar itu.    Tapi tak ada yang membantu.   Rasanya ingin mencabut segera mencabut tanaman jika bisa.   Lalu saya melaporkan ke aplikasi "Siaran Tangel" tentang sungai yang terhambat alirannya karena ada pohon tumbang.  Saya menanti berhari-hari kapan laporan itu ditangani.  Sekitar hampir 10 hari , dengan mengulangi laporan barulah pohon tumbang itu diambil. Sayangnya, akar tumbuhan yang di bagian dasar sungai tidak diambil.   Aliran air masih tidak dapat mengalir dengan lancar.    

Anehnya, di musim hujan ini sekarang ini banyak jalan aspal di bongkar untuk dibuatkan gorong-gorong . Bingung dengan proyek yang tidak sinkron dengan cuaca atau kepentingan masyarakat. Gorong --gorong yang dibuat itu biasanya tanah yang dibongkar tidak dikembalikan lagi. Timbunan tanah itu membuat masalah baru dan jika gorong yang dibuat tidak pernah dibersihkan akan timbul masalah klasik, banjir karena airnya mampet.

Ini baru di sektor 2,  sedangkan di beberapa sektor seperti 5,  9 terutama di sektor 9 dekat Mc.Donald itu memang dilalui sungai yang kecil seperti di Jalan Parkit.  Dilihat kapasitas penampungannya memang sungai kecil itu tak mungkin menampung intensitas curah hujan yang begitu lebat dalam waktu sekitar 2-3 jam.

Ada hal-hal yang saya sedihkan kenapa hal ini bisa terjadi , dulu sebelum terjadinya pembangunan mall Lotte Mart , bunderan dekat sektor 9,  terdapat taman yang cukup luas.  Namun, taman itu sekarang hilang digantikan dengan mall.  Apalagi di sebelah mall itu ada apartemen yang juga menghilangkan semua tanah resapan.    Ketika ada taman,  paling sedikit resapan air yang mampu menampung air hujan yang begitu derasnya.  Tapi sekarang hal itu sudah tidak ada lagi.    

Untuk longsor, saya sendiri ikut prihatin kenapa penghuni rumah yang kena longsor itu mendirikan rumah di tanah tebing  yang peruntunkannya adalah jalan dekat rel kereta api dan dekat sekali dengan sungai.  Seolah tidak ada fondasi yang kuat untuk sebuah rumah.   Otomatis jika hujan lebat, tanah yang tidak kuat karena tidak ada pohon lagi , dengan mudah runtuh dan longsor ke bawah . Ini sangat membahayakan jiwa  mereka sendiri.  

Potensi hujan dan bencana memang sangat dekat dengan manusia yang mengelola bumi ini.  Jika bumi tidak dijaga atau dirawat dengan baik niscaya semuanya akan kembali menjadi malapetaka.  Seolah ketika musibah datang, kita baru sadar akan bahaya banjir karena selain berpotensi merusak rumah , juga akan menimbulkan kebakaran .

Seolah kita baru kita ingat bila hujan tiba.   Kesadaran untuk memelihara sangat diabaikan.   BMKG masih memperingkatkan  kepada warga  Tangerang bahwa cuaca jelek seperti hujan disertai kilat atau petir masih akan terjadi di Tangerang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Bekasi.

Persiapkan diri untuk selalu waspada dan menjaga lingkungan jauh lebih baik sebelum bencana itu terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun