Sebagai seorang gadis yang remaja, atau menjelang dewasa atau bahkan ada perempuan karir yang belum berjodoh banyak yang menganggap bahwa dengan penampilan diri yang diimpikan seperti selebriti itu dapat mengubah nasib mereka di pekerjaan , perjodohan.
Penampilan diri jadi titik tolak dari semua pertimbangannya dan mereka tergiur bahkan haus untuk dapat cantik dengan teknologi operasi plastik. Â
Kecantikan fisik yang jadi utama dalam kehidupan orang, membuat industri operasi plastik menjamur di Korea. Â Tanpa Undang-Undang yang sah dan kuat bagi konsumen jika operasi plastik itu gagal maka konsumen akan jadi bulan-bulanan dari industri operasi plastik.
Kecantikan bukan selalu keuntungan
Mengubah penampilan tidak selalu otomatis menunjukkan bahwa orang itu akan punya percaya diri yang lebaik baik dari sebelumnya.
Dari sisi seorang psikolog , Frevert menunjukkan bahwa memfokuskan diri telalu banyak pada penampilan dapat berakibat buruk jika kemudian menciptakan stres dan kecemasan, bahkan untuk mereka yang sudah dianugerahi rupa yang elok sekalipun. "Orang yang hanya berfokus dan terobsesi pada kecantikan, justru akan mengubah pola pengalaman dan interkasi antar manusia.
Jangan pernah anggap bahwa perkataan ini sekedar klise, tapi benar adanya bahwa secantik apa pun tidak akan bisa menutupi kepribadian yang buruk dari seseorang. Â Hal ini dikemukakan oleh penulis Dorothy Parker dengan elegan: "Kecantikan hanya sebatas kulit, tapi keburukan meresap sampai ke tulang."
Bersyukur
Menerima dan bersyukur apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita , penampilan yang tidak cantik, kekurangan baik itu hidung yang tidak mancung, mata yang sipit, tidak ada lipatan  mata, dagu yang tidak tirus.   Â
Penerimaan atas kekurangan yang telah Tuhan berikan kepada kita, justru dapat membuat kebahagiaan yang hakiki bagi hidup kita selanjutnya.
Tidak perlu gelisah , tidak perlu mengeluarkan dana yang begitu besar untuk merubah diri kita menjadi diri orang lain.
Terimalah diri kita dengan bersyukur, hanya itu saja syaratnya.