Kala itu sunyi, senyap,
Hanya ada langkahku dan langkahmu yang menghiasi jalan itu,
Ingat sekali saat ku lihat senyum simpulmu,
Sungguh, manis sekali,
Kau tau,
Sejak saat itu, senyummu selalu melekat di hatiku,
Hingga kini, esok, dan selamanya,
Walau ku tau,Â
Ragamu takkan pernah lagi dapat ku sapa,
Ku harap kau tenang di sana,
Ku yakin, Tuhan pasti amat menyayangimu,
Hingga diambilnya kau dariku
 Tak mampu lagi kristal bening ini menetes,
Karena terlanjur kaku di dalam hati,
Terlampau sakit sudah,
Saat kau tinggal pergi,
Luka ini terlalu dalam karena kepergianmu,
Tak mampu lagi ku berdiri kokoh,
Langkahku tlah terhenti,
Karena tak ada lagi yang mampu menopangku,
Tak lagi seperti kau dulu yang slalu ada untukku,
Tak mungkin lagi ku terbang tinggi,
Karna satu sayap tlah patah karena kepergianmu,
Duhai cintaku,
Tlah ku relakan kau pergi dariku,
Namun tak pernah ku biarkan dirimu lepas dari ingatanku,
Aku mencintaimu,
Sungguh, aku amat mencintaimu,
Kadang aku merasa gila,Â
Ku masih menunggu kehadiranmu di taman senja itu,
Taman seribu kenangan tentang kita,
Namun kini apalah daya,
Kau, kau, kau tlah tiada,
Tidak, kau akan tetap ada di hatiku,
Kau akan tetap dan slalu ada hatiku,
Hingga nanti,
Saat Tuhan tlah berkenan menyatukan kita kembali.