Mohon tunggu...
Haniffa Iffa
Haniffa Iffa Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Editor

"Mimpi adalah sebuah keyakinan kepada Tuhanmu, jika kau mempunyai keyakinan yang baik kepada Tuhanmu, maka kau akan bertemu dengan mimpimu." #Haniffa Iffa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

26 Desember 2018   15:23 Diperbarui: 30 Desember 2018   13:51 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :www.dinimon.com

Seringkali kita mengeluh akan kehidupan yang kita jalani. Padahal bisa jadi orang lain tengah berharap mempunyai kehidupan seperti yang kita miliki. Lagi-lagi kita tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Mengeluh, iri dengan kehidupan orang lain yang menurut kita lebih bahagia dari kita, serta tak jarang menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada kita. Lalu bagaimana dengan kata syukur itu?

Bersyukur, satu kata yang mudah diucap, namun tak jarang manusia sulit untuk menelaah maknanya. Bersyukur masih diberikan nafas hingga detik ini, bersyukur dihindarkan dari segala bencana, serta bersyukur masih diberikan kesempatan untuk beribadah kepada-Nya. Lalu pertanyaannya, sudahkah kita bersyukur hari ini? Ataukah masih mengeluhkan kehidupan yang kita jalani?

Sebuah syair lagu berbunyi, "dunia ibarat air laut, diminum hanya menambah haus, nafsu bagaikan fatamorgana, di padang pasir". Dunia hanyalah fana, tiada yang bisa dibanggakan, tiada yang perlu diperjuangkan mati-matian, dan tiada yang benar-benar bisa menemani kita di akhirat kelak melainkan amal yang sholeh. Karenanya, jika dunia masih menjadi satu-satunya tujuan kita hidup, alangkah baiknya jika kita bermuhasabah (instropeksi) pada diri kita.

Satu hal yang harus kita yakini adalah Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Adil tidak harus sama, adil adalah memberikan kebutuhan sesuai dengan yang kita butuhkan. Yang paling penting adalah bagaimana kita mensyukuri semua yang diberikan oleh-Nya. Tuhan akan menambah nikmat-Nya jika kita bersyukur.

Lalu, sudahkah kita bersyukur hari ini? Mengeja hari per hari dengan segala kasih sayang-Nya. Bahkan Tuhan masih memberikan nikmat saat kita belum bisa sepenuhnya beribadah kepada-Nya. Dalam sehari ada 24 jam, berapa waktu yang telah kita utamakan untuk senantiasa mengingat-Nya? Lalu masih pantaskah jika kita mengeluh dan mengeluh jika Tuhan memberikan sedikit saja ujian-Nya agar kita tak berlama-lama jauh dari-Nya? Wallahu a'lam bisshowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun