Mohon tunggu...
Halim Mahfudz
Halim Mahfudz Mohon Tunggu... Swasta -

Halim adalah pendiri Halma Strategic, sebuah perusahaan konsultan Public Relations yang fokus pada crisis management dan reputation management. Sebelumnya pernah bergabung dengan televisi berlangganan Astro (2006), Partnership for Governance Reform (Kemitraan) (2004), Standard Chartered Bank (2000), Coca-Cola Indonesia (1997) , Burson-Marsteller (1996, perusahaan PR terbesar dan The Asia Foundation (1995). Halim lulusan Cornell University, Ithaca, New York.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Crisis Center

23 April 2016   10:15 Diperbarui: 23 April 2016   10:32 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintah melalui Menkopolhukam Luhut Panjaitan berwacana membentuk Crisis Center.  Hal ini disampaikan secara terbuka melalui media baru-baru ini. Wacana membentuk Crisis Center ini didasarkan pada keinginan bahwa semua isu atau informasi bisa dikumpulkan di dalam satu wadah, sehingga Presiden bisa segera mengambil keputusan cepat. 

Pembentukan Crisis Center bagi Indonesia saat ini sudah pada tingkat kebutuhan mendesak.  Peristiwa-peristiwa dengan dampak luas sudah berkali-kali terjadi.  Dari kebakaran hutan, terorisme, radikalisme, penyanderan, hingga masalah-masalah sosial keagamaan yang kadang tidak terselsaikan hingga tuntas.  Selama ini, pemerintah lebih banyak bersifat reaktif dan cara penyelesaian kasus per kasus setelah situasi darurat benar-baner berkembang menjadi krisis penuh.  Langkah pemerintah belum banyak bersifat preventif.  Apalagi pencegahan melalui komunikasi dan edukasi yang menyadarkan warga masyarakat mengenai potensi ancaman. 

Crisis Center perlu ditempatkan pada posisi benar-benar sebagai pusat krisis dengan fokus tertentu.  Di berbagai tempat dan negara lain, pusat krisis bersifat penyelesai masalah dan tempat orang mengadu lalu mendapatkan bantuan dan jalan keluar masalah.  Di AS jelas beberapa crisis center menempatan diri sebagai penyelesai masalah domestik misalnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), korban kekerasan jalanan, ketagihan narkoba, atau korban bencana alam.  Karena klien Crisis Center ini adalah Presiden, maka Crisis Center ini tentu tidak akan menangani kasus KDRT atau kasus ketagihan narkoba.  CC ini akan menangani narkoba dalam skala Negara.  Narkoba sebagai ancaman bagi stabilitas ekonomi, keamanan negara, dan mengancam kekuatan bangsa misalnya. 

Dengan cakupan kerja besar bagi negara, maka Crisis Center ini tentu akan melakukan kegiatan mendasar mulai dari inventory list, yaitu menyusun daftar potensi terjadinya krisis, analisa organisasi dan analisa politik, ekonomi, sosial dan teknologi (PEST), lalu menghasilkan rumusan langkah menyelesaikan masalah untuk Presiden. Satu hal penting dalam mekanisme kerja seperti ini adalah elemen komunikasi. Komunikasi menjadi aspek penting karena pekerjaan Crisis Center mencakup bidang yang luas dan bervariatif.  Tanpa komunikasi yang jernih, maka perolehan informasi bisa jadi tidak maksimal.  Tanpa komunikasi jernih, penyampaian hasil kerja bisa menimbulkan salah tafsir.  Selamat bekerja!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun