Mohon tunggu...
Sosbud

Tradisi Rasulan di Gunungkidul, Mahal Tetapi Tetap Dilestarikan

14 April 2015   12:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasulan merupakan tradisi yang sekarang ini masih dilakukan di Gunungkidul. Rasulan adalah istilah yang digunakan masyarakat di Gunungkidul yang berarti Bersih desa. Tradisi rasulan dilakukan bertujuan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberi kelancaran dalam mencari rezeki dan juga agar hasil panen berikutnya dapat bertambah. Rasulan diadakanpada musim kemarau atau musim panen kedua.

Awalnya pemerintah desa akan mengumpulkan warganya untuk membentuk panitia rasulan dan menentukan acara – acara yang akan dilaksanakan seperti wayang, jathilan, olahraga, dan kesenian- kesenian yang lainnya. Semakin banyak acara yang dilakukan maka semakin banyak pula dana yang dkeluarkan. Dana akan dibebankan kepada masyarakat . jika acara yang dilaksanakan banyak dan misalnya mengundang dhalang yang terkenal, maka beban dapat mencapai 100 ribu per kepala keluarga.

Selain acara tersebut, warga juga akan menyediakan makanan seperti jangan Lombok, daging ayam, mie, gudheg, peyek, srundeng, dean lain- lain. Makanan tersebut untuk menjamu sanak saudara, teman-teman ekolah anaknya yang berasal dari luar desa atau kelurahan yang dating kerumah. Menurut masyarakat semakin banyka tamu yang dating maka rezekinya nanti juga akan lebih lancer.

Masyarakt juga akan melaksanakan ritual yang disebut dengan istilah genduren. Masyarakat akan berbondong- bonding membawa makanan seperti nasi ingkung ayam jawa ke kelurahan atau balai desa. Ritual tersebut adalah ritual yang paling penting dalam rangkaian acara- acara lainnya. Acara genduren akan dipimpin oleh pak Kaum.

Rangkaian acara rasulan menghabiskan uang masyarakat yang tidak sedikit masih saja tetap dilaksanakan guna melestarikan tradisi dan budaya yang ada di Indonesia mengapa Pemerintah malah menghambur- hamburkan uang yang berasal dari rakayat u?.ntuk kepentingannya pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun